Trending

Budidaya Kayu Albasia Yang Baik Dan Benar Agar Hasil Maksimal

niadi.net - Daya guna albasia makin meningkat, sehingga kebutuhannya pun bertambah terus. Akibatnya, perimintaan terhadap albasia jadi makin meningkat pula, sampai sering tidak terpenuhi. Sayang, baru beberapa daerah saja yang mengusahakannya. Padahal, mengebunkannya tidaklah sulit.

manfaat kayu albasia, harga kayu albasia, kayu albasia wikipedia, kayu albasia jual, harga kayu albasia 2018 2019, kayu sengon harga jual, kayu sengon solomon, kayu sengon laut

Tak dapat disangkal lagi, tanaman albasia (Albizia falcataria) makin banyak saja kegunaannya. Tanaman ini bukan sekedar dimanfaatkan untuk penghijauan, penyubur tanah kritis, penangkal erosi banjir, ataupun pelindung beberapa jenis tanaman perkebunan.

Kayunya pun banyak di cari, baik untuk bahan bangunan, peti kemas, maupun sebagai pembuatan kertas. Albasia cepat tumbuh dan mudah ditanam. Ia bisa tumbuh hampir di semua jenis tanah dengan tingkat kesuburan dari agak sedang sampai subur, di daerah berketinggian 0-1.500 mdpl. Batas iklim minimum yang sesuai adalah 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, tapi juga tidak boleh terlalu basah.

Persiapan Benih

Kondisi benih sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, benih yang di akan gunakan haruslah sehat dan tidak cacat, bernas, mempunyai daya tubuh minimal 90%, dan berasal dari pohon induk yang minimal berusia 10 tahun. Bila syarat tersebut sudah terpenuhi, niscaya pohon yang tumbuh akan baik, demikian tutur seorang pembudidaya.

Sebelum ditanam, benih perlu diperlakukan secara khusus agar lebih cepat berkecambah. Semua benih kering direndam dalam air. Benih yang mengembang dibuang, sisanya ditiriskan. Untuk memacu perkecambahnnya, benih direndam dalam air panas (80c) selama 15 sampai 30 menit. Selanjutnya, benih direndam kembali dalam air dingin selama kurang lebih 24 jam, lalu ditiriskan. Kini, benih sudah siap ditanam.

Persemaian

Untuk menjamin keberhasilan penanamnya di lahan, benih disemaikan terlebih dahulu. Menurut pembudidaya, ada dua cara penyemaian albasia yakni dengan menggunakan polybag dan langsung disemaikan di tanah. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Bila benih akan dibibitkan di polybag, media harus disiapkan terlebih dahulu. Media ini terdiri atas campuran tanah, pasir, dan kompos/pupuk kandang. Jumlah setiap komponen campuran disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Pada tanah lempung (berat), Jumlah pasirnya bisa ditambah, demikian juga pupuk kandangnya. Kalau tanahnya sudah cukup gembur, tidak dicampuri pasir lagi. Polybag bisa berukuran 10 x 20cm atau lebih besar lagi.

Selanjutnya, benih bisa langsung ditanamkan ke dalam polybag yang telah berisi media. Tiga sampai 7 hari kemudian, biasanya benih sudah tumbuh. Agar pertumbuhannya baik, tanaman harus disiram dan dijaga agar bebas gulma, dan serangan hama/penyakit. Enam bulan kemudian, kala tinggi tanaman telah mencapai 1-1,5m, bibit sudah siap untuk dipindahkan ke lapangan.

Kelebihan penyemain cara polybag, bibit yang ditanam tidak mengalami stagnasi pertumbuhan karena tidak ada bagian yang terusak. Tanaman langsung tumbuh tanpa hambatan, hingga hasilnya bisa lebih cepat diperoleh. Akan tetapi biayanya bisa 6 kali lebih mahal. Sekalipun begitu, masa pembibitannya jadi lebih singkat, tidak lebih dari 6 bulan.

Bila pembibitan akan dilakukan di tanah, seperti cara budidaya yang dilakukan oleh PT Cikembang Raya, tanah diolah dan dijadikan bedengan terlebih dahulu. Sambil mengolah tanah bisa juga dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya. Panjang bedengan minimal 5m, lebar 1-1,5m serta tinggi 20cm. Jarak antar bedengan, yang sering juga dijadikan parit 30-50 cm. Bedengan yang telah siap bisa langsung ditaburi benih. Caranya, dibuat dulu lubang-lubang tanam sedalam 1-2cm, dengan jarak 20—20cm. Benih ditaburkan ke dalam lubang, masing- masing berisi 1-2 biji.

Satu hal yang harus diperhatikan, tanah harus selalu dalam keadaan lembap. Untuk itu, sebaiknya persemaian dilakukan pada musim hujan, kalau terpaksa harus dilakukan pada saat musim panas, persemaian harus dinaungi.

Dengan persemaian di tanah, selain biayanya lebih murah dan mudah dilaksanakan, bibitnya pun bisa tahan lebih lama. Sampai usia 2 tahun pun bibit masih bagus untuk dipindahkan. Namun karena pada cara ini biasanya bibit ditanam dalam bentuk stump (batang dan akar bibit dipotong setelah dicabut), maka setelah ditanam biasanya tanaman mengalami stagnasi pertumbuhan, hingga diperlukan 1-2 bulan untuk memunculkan tunas-tunas baru.

Bisa Ditumpangsarikan

Kalau albasia mau ditumpangsarikan, lahan tidak perlu diolah lagi. Lubang tanam dibuat berukuran 30 x 30 x 30cm, dengan jarak tanam yang di sesuiakan dengan tujuan penanaman dan kebutuhan. Pembudidaya menganjurkan, jarak tanam yang pendek, agar tanaman tumbuh tegak lurus dan tidak ada tunas yang tumbuh di tengah batang. Menurutnya kayu albasia yang tidak mempunyai mata tunas nilainya lebih tinggi, terutama bila untuk ekspor.

Jarak tanamnya bisa 2 x 2m atau 2 x 3m, namun setelah tahun ketiga harus dijarangkan, karena biasanya tajuk tanaman sudah merapat. Setelah masa ini jarak tanam bisa dibuat 4 x 4m, 4 x 8m, atau 4 x 6m. Penjarangan pada usia ini bisa menghasilkan tambahan pendapatan, karena batang albasia sudah cukup besar, baik untuk kayu bakar ataupun untuk bahan kertas.

Sebelum tanaman berumur 2 tahun, tajuk antara tanaman masih belum rapat, hingga sinar matahari langsung jatuh ke tanah. Oleh karena itu, di sela-sela tanaman pokok bisa ditanamai tanaman semusim seperti jahe, kunyit, jagung, dan padi gogo. Akan tetapi, tidak dianjurkan untuk menanaminya dengan singkong ataupun pisang. ″karena bersaing dengan tanaman pokok.

Masa panen tanaman tanaman albasia sangat dipengaruhi oleh pemanfaatannya. Bila albasia akan dibuat peti atau kertas, tanaman sudah bisa ditebang setelah berumur 6 tahun (panjang 6,5m dan diameter 18cm). Khusus untuk ekspor diperlukan kayu albasia yang berdiameter lebih besar. Jadi semakin tua albasia, semakin besar ukurannya, dan semakin mahal pula harganya. Tinggal pilih yang mana.
Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via Google News

Formulir Kontak