Trending

Cara Budidaya Bawang Putih Dataran Rendah

niadi.net - "Menanam bawang itu gampang", ujar Mihartono, mantan ketua kelompok tani di Srunggo, Imogiri. Tentu saja kita harus memperhatikan sifat dan kesesuaiannya dengan lahan.

Bawang Putih varietas Lumbu Putih cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 0-300 meter dpl. Dia menghendaki tanah jenis lempung berpasir. Derajat keasaman (pH) tanah yang dibutuhkan antara 6,5 - 7. Suhu yang optimum untuk pertumbuhannya rata-rata 20-26 derajat Celcius, di samping persyaratan itu, bawang putih juga membutuhkan kesejukan.

cara menanam bawang putih hidroponik, cara menanam bawang putih tunggal, cara tanam bawang putih, budidaya bawang putih tunggal, budidaya bawang putih pdf, budidaya bawang putih dalam polybag, cara menanam bawang putih di polybag, cara menanam bawang merah

Hujan merupakan penghambat produksi yang cukup besar perannya, karena bisa mengundang jasad pengganggu. Berikut ini cara bertanam bawang putih menurut Tukijo H., Mihartono dan Harono Prasojo.

Persiapan Lahan Bawang Putih

Menurut pendapat mereka bertiga, bawang putih memang merupakan tanaman yang tidak tahan hujan. Jadi waktu tanam yang baik adalah bulan Mei - Juni. Hal ini pula yang membuat Dinas Pertanian DIY mengupayakan bawang putih untuk masuk dalam pola tanam khusus musim kemarau. Dalam satu tahun, di Bantul dan Gunung Kidul hanya dapat ditanam satu kali.

Tapi sebetulnya bisa diusahakan penanaman lebih dari satu kali dengan penggunaan kerudung plastik. Kerudung plastik ini dimaksudkan untuk menangkal air hujan agar tidak menimpa tanaman. Tentu saja plastik itu jangan tertutup sepenuhnya.

Krudung plastik bisa dipasang memanjang pada bedengan dan pada kiri-kanan kerudung terbuka sehingga aliran udara tetap lancar. Apabila aliran udara lancar, maka dalam kerudung tidak terjadi peningkatan suhu dan kelembapan, yang dikhawatirkan merangsang serangan jamur dan jasad pengganggu lain.

Pemakaian kerudung plastik ini bisa diimbangi dengan peninggian bedengan dan drainase yang baik sehingga tanaman bawang tidak tergenang bila terjadi hujan deras. Dengan cara ini tentu saja ada biaya ekstra untuk membuat kerudung plastik.

Tanah dicangkul 2 kali, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,25 meter dan panjang 5 meter, 10 meter atau sesuai dengan kebutuhan. Jarak antar bedengan 25 - 30 cm, demikian pula tinggi tanah dan bedengan. Selanjutnya tanah dibiarkan. Seminggu kemudian, pupuk kandang dengan dosis 20 ton / ha ditaburkan di atasnya dan dengan menggunakan cangkul pupuk dicampur rata dengan tanah.

Selain pupuk kandang sebagai pupuk dasar, dugunakan pula TSP, KCI dan ZA, masing-masing dengan dosis 200kg, 50kg dan 50kg. Pupuk kimia ini diaplikasikan sehari sebelum tanam.

Bibit Bawang Harus Prima

Untuk menghasilkan tanaman dengan produksi baik, bibit yang digunakan harus benar-benar baik. Kriteria bibit yang baik antara lain umurnya pada saat dipanen, antara 100-120 hari dan telah mengalami penyimpanan selama 7-9 bulan. Bibit beraroma sedap, mengkilap dan umbinya keras.

Sedapat mungkin, bibit bebas penyakit sejak dari induknya dulu. Kebutuhan bibit 3-4 kuaintal per hektar.

Penanaman Bawang Putih

Bibit yang akan ditanam dipipil menjadi siungan, lalu direndam dalam air tawar 8-10 jam. Perendaman dimaksudkan agar pertumbuhan bibit serentak. Setelah direndam, bibit ditanam dengan jarak tanam 15 x 10cm. Satu lubang tanam diisi satu siung bibit.

Cara menanamnya harus tegak dengan kedalaman sebatas permukaan tanah. Bila penanaman selesai, di atas bibit dilapis tanah tipis dan ditaburi Furadan, Curater atau Dharmafur dengan dosis 30 kg/ha.

Perawatannya

Selain pupuk dasar, tanaman bawang putih memerlukan pupuk susulan yang diberikan 3 kali. Pemupukan pertama dilakukan 20 hari setelah tanam dengan ZA, dosisnya 100 kg/ha. Selanjutnya bila tanaman berumur 30 hari, disusulkan pupuk kedua berupa ZA 75 kg/ha dan KCI 50 kg/ha ketika tanaman berumur 45 - 50 hari, diberi pupuk terakhir ini berupa ZA sebanyak 125 kg/ha dan ureanya 25 kg/ha. Cara pemupukannya dengan membuat alur di dekat barisan tanaman.

Penyiraman dilakukan 1 - 2 kali sehari, pagi dan sore. Sebenarnya frekuensi penyiraman lebih tergantung pada cuaca dan jenis tanah. Tanah berpasir, diairi dengan cara digenangi. Sebaliknya bila tanahnya lengket/berlempung pengairan cukup disiram dengan gembor.

Untuk mencegah serangan hama dan gulma perlu aplikasi pestisida. Herbisida Goal 2E atau Rilof digunakan sebagai pencegah pertumbuhan gulma pada saat tanam. Bila tanaman terserang trips ditanggulangi dengan penyemprotan Lebaycid dan Diazinon dengan konsentrasi 1-1,5 cc/1. Penyemprotan dilakukan dengan interval 7 hari.

Sebetulnya, pengganggu bawang yang termasuk kelas berat adalah penyakit trotol (bercak ungu) yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Anjuran pengendaliannya menggunakan Dithane M 45 dengan konsentrasi 2 gram/1, atau 700-840 gram/ha setiap kali semprot. Interval penyemprotan 7 hari mulai tanam hingga 10 minggu.

Selain dengan pestisida, pengendalian pengganggu bisa ditunjang dengan pergiliran tanaman untuk menurunkan populasi jasad pengganggu dan membuang serta memusnahkan tanaman yang telah terserang.

Panen Bawang Putih

Bawang putih varietas Lumbu Putih dapat dipanen pada umur 90-120 hari. Bila hasil panen untuk konsumsi, bisa dipanen umur 90-100 hari. Sedangkan untuk bibit umur panen harus mencapai 100-120 hari agar mutu bibitnya baik.

Semakin tua umur panen, semakin baik untuk dijadikan bibit. Tanaman yang siap panen mempunyai ciri-ciri daun mengering 90%, pangkal batang lemas dan berwarna kuning, serta umbinya keras. Agar panennya mudah, sehari sebelum panen tanaman disiram sehingga tanahnya lunak. Cara panennya, dicabut atau diungkit, dengan bambu agar tidak merusak umbi.

Pasca Panen

Selain pemeliharaan, faktor yang ikut menentukan mutu produksi adalah penanganan pasca panen. Menurut Hartono setelah umbi dicabut sebaiknya ditaruh di atas "kepang" untuk penjemuran. Pada saat penjemuran, di atas umbi perlu dilapisi daun-daunnya untuk menghindari sinar matahari langsung yang akan membuat umbi hangus.

Lain halnya dengan Mihartono. Dia hanya menjemur sehari saja hasil panennya, kemudian mengikat dan meletakkannya di "pogo" (semacam para-para) untuk penyimpanan selama 8-9 bulan.

Pasca panen yang dilakukan oleh Tukijo H. Lain lagi, setelah disortir, umbi yang memenuhi syarat untuk bibit diikat-ikat. Kemudian dicelupkan dalam Sevin, Dursban, atau Nuvacron untuk mencegah serangan hama dengan dosis 2 sendok makan tiap 15 liter.

Selanjutnya bawang dikeringkan di para-para yang terlindung sampai 2 minggu, baru disimpan di ruangan khusus. Untuk menjamin bibit tetap sehat selama 10 bulan dalam penyimpanan, paling tidak dilakukan 2-3 kali penyemprotan dengan pestisida yang sama. Sedangkan hasil panen untuk konsumsi langsung dijual setelah dipotong daunnya.

Dengan melakukan cara budidaya bawang putih dengan tepat dan didukung lingkungan yang sesuai, jelas keuntungan yang diperoleh tidak akan mengecewakan.
Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via Google News

Formulir Kontak