niadi.net - Pohon Sagu yang diduga berasal dari Irian itu kini tleh menyebar di hampir seluruh wilayah Nusantara. Bahkan di beberapa daerah sagu menjadi bahan makanan pokok.
Selain itu, ia cukup berperan sebagai bahan baku industri. Namun dari lima jenis yang ada, hanya tiga jenis yang memiliki nilai ekonomis. Sagu (Metroxylon sp.) yang termasuk keluarga palmae, diduga berasal dari Irian.
Tanaman hutan hujan tropis ini secara alami banyak tumbuh di daerah rawa-rawa di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi, Maluku, Jawa Barat, dan Bali.
Diperkirakan luas areal hutan sagu di seluruh daerah tersebut 1,07 juta ha. Selain itu, masih terdapat sekitar 130.000 ha areal kultur teknis tanaman sagu.
Bila setiap hektar menghasilkan menghasilkan tepung sagu minimal 5 ton/tahun makan Indonesia berpotensi memproduksi minimal 6 juta ton/tahun.
Penelitian Balitka Manado menunjukkan, tepung sagu mengandung karbohidrat yang lebih tinggi daripada makanan pokok lainnya seperti beras, jagung, singkong dan kentang.
Dan nilai kalorinya juga tinggi. Pantaslah jika sagu dijadikan bahan makanan pokok pengganti beras di beberapa daerah. Selain itu ia juga digunakan sebagai bahan makanan ringan di hampir seluruh Indonesia.
Menurut Mulni Erfa, SE, Staf Peneliti Puslitbang Bogor, di Jepang sagu digunakan sebagai penghasil sorbitol dan sirup berfruktosa tinggi.
Di samping itu, sagu juga digunakan sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri seperti industri tekstil, industri kosmetika, farmasi, pestisida, serta bahan perkat dalam industri kertas dan kayu lapis.
Hasil sampingan sagu berupa daun dan pelepah, batang, dan kulit batangnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan industri kerajinan. Ampas sagunya dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur sagu.
Syarat Tumbuh Tanaman Sagu
Sagu tumbuh pada daerah bercurah hujan tinggi, sekitar 2.000-4000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun, dengan suhu udara 24oC - 30oC. Menurut Prof. Dr. Ir. A.M. Satari, Senior Scientist BPP teknologi, tanaman ini bisa tumbuh di samping daerah rawa-rawa pasang surut air tawar.
Sagu juga bisa tumbuh di daerah kering, asal tanahnya masih lembap. Tapi ia akan tumbuh baik pada tanah dengan kadar bahan organik yang tinggi dan sedikit asam, pH 5 - 6,5.
Penyebarannya meliputi daerah rendah tepi pantai dan sepanjang daerah aliran sungai sampai ketinggian 700 m dpl. Namun produksi terbaik diperoleh pada ketinggian 0 - 400 dpl.
Jenis-jenisnya
"Di Indonesia terdapat lima jenis sagu. Namun tidak semua jenis memiliki nilai ekonomis bila diusahakan. Arti ekonomis tanaman sagu ditentukan oleh kandungan karbohidrat tepungnya," jelas Mulni Arfa.
Menurutnya, ada tiga jenis yang diketahui mengandung karbohidrat lebih banyak. Ketiga jenis sagu tersebut adalah sebagai berikut.
Metroxylon sagus, jenis sagu ini lebih dikenal sebagai sagu molat.
Tanamannya tidak berduri sehingga sering disebut sagu perempuan.
Tingginya sekitar 7 - 10 meter dengan diameter batang berukuran sedang, 60 - 70 cm. Daunnya panjang, tidak berduri dengan ujung meruncing, dan berwarna hijau.
Empulurnya lunak berwarna putih, kandungan tepungnya tinggi dan rasanya enak. Jumlah anakannya sedang. Rata-rata produksi tepung kering sekitar 200 kg/pohon.
Metroxylon rumphii, batangnya dapat mencapai tinggi 10 - 12 meter dengan diameter 70 - 100 cm. Warna daun hijau pucat, pelepah daun sangat kuat dengan panjang 5 - 6 meter dan berduri pada pangkal sepanjang 1 - 4cm.
Empulur sagu yang lazim disebut sagu tuni ini berwarna putih keabu-abuan, lunak dengan kandungan tepung sangat tinggi, tapi rasanya kurang enak. Produksi tepung keringnya rata-rata 340 kg / pohon. Anakannya banyak.
Metroxylon sylvester, tinggi batang sagu yang lebih dikenal dengan nama sagu inur ini mencapai 10 - 20 meter dengan diamter relatif lebih besar dari yang lain. Warna daun hijau tua dengan ujung meruncing dan membengkok ke bawah.
Pelepah daun kuat dan berduri pada bagian pangkalnya. Empulurnya keras, berwarna kemerahan dan rasa tepungnya kurang enak. Kandungan tepungnya sedang.
Selain ketiga jenis sagu tersebut, ada juga jenis sagu lain yakni microcantum atau sagu duri rotan dan longispinum atau sagu maka-naru. Kedua jenis sagu ini nilai ekonominya kurang karena kandungan patinya sangat rendah.
Nah, itulah Jenis-jenis Tanaman Sagu yang ada di Indonesia. Semoga bermanfaat.