niadi.net - Pada periode emosional seringkali akan dirasakan dan sulitnya untuk terlepas oleh mereka yang baru saja putus dalam sebuah hubungan percintaan.
Namun, ketika kita akan mulai berjuang untuk bisa berbaikan dengan situasi kondisi yang mendera, pastinya kita akan berusaha untuk mencoba segera berpindah dari perasaan emosi yang membuat tak karuan pada satu kondisi dimana emosi perasaan bisa hilang dan tak membayangi terus hati kita.
"Move on" alias keinginan hati perasaan kita dalam memblokir lembaran lama agar tak selalu menghantui dapat menjadi suatu masalah yang sulit kita hadapi andai kala kita masih didera perasaan terhadap kenangan indah yang kita miliki pada sang mantan.
Salah satu cara yang paling terbaik dan ampuh untuk bisa melupakan sang mantan kekasih adalah dengan keputusan mantap dalam hati kita untuk dapat menghindari dan bahakan memutus komunikasi dengannya. Namun apakah bisa di era digital sekarang ini kita melakukannya?
Cara tersebut memang jarang sekali memungkinkan untuk diterapkan di era sekarang ini, terutamanya bila keadaan yang nyatanya memaksa kita untuk tetap terus berhubungan dengan sang mantan kekasih karena misalnya kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang kekasih hati ini adalah rekan satu kerja maupun ada dalam satu lingkaran wilayah tempat tinggal yang sama, apalagi masih dalam satu lingkaran hubungan sebagai teman.
Tapi sebetulnya apa yang dimaksud dengan upaya dalam menghindari komunikasi dengan sang mantan kekasih tidaklah dalam maksud untuk tidak berbicara dengannya.
Artinya adalah kita masih bisa dalam melakukan hubungan komunikasi dengan sang mantan kekasih namun dalam komunikasi tersebut kita tidak berbicara mengenai tema-tema pribadi maupun tentang hal yang sekiranya berhubungan soal hati. Bagi mereka yang masih dalam satu kantor atau dalam lingkar pertemanan bisa tetap menjaga komunikasi dengan menghindari tema-tema yang sensitif itu.
Trina Leckie, seorang Konsultan Hubungan mengatakan bahwa "Yang diperlukan adalah tidak perlu menelepon, mengirim SMS, mengirim email, atau memeriksa media sosial si dia,".
Semakin kita menjauh dari pandangan-pandangan (komunikasi langsung dan tak langsung) sang kekasih sebelumnya, maka semakin cepat pula kita akan bisa untuk melupakannya. Namun bila masih mempunyai rasa seperti penasaran terhadap sang mantan kekasih, seperti bagaimana aktivitas keseharian sang mantan kekasih dengan melakukan stalking misalnya. Maka, jangankan untuk bisa melupakannya, bayangan-bayangan sang mantan kekasih malah akan semakin memperburuk pikiran perasaan, dan bahkan mungkin akan melahirkan harapan-harapan baru hingga akhirnya cinta lama bersemi kembali.
"Anda perlu waktu untuk menjauhinya agar mendapatkan kembali kendali emosi dan kejelasan mengenai mengapa perpisahan itu harus terjadi," ucap Trina.
Jika kita benar-benar sanggup untuk bisa lepas dari pengaruh sang mantan kekasih, maka di era digital ini seharusnya kita juga sanggup untuk bisa menutup seluruh akun media sosial atau nomor ponsel sang mantan kekasih agar supaya kita cepat bisa melupakannya. Bila sanggup, dan mestinya harus sanggup, maka lakukanlah hal tersebut.
Memutuskan hubungan kontak komunikasi dengan sang mantan kekasih memang bakal sulit untuk kita jalankan bilama hubungan yang sudah terjalin dengan sang mantan kekasih untuk telah berlangsung lama, karena sebab berkomunikasi dengan sang mantan kekasih barangkali sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian kita dengannya.
Menurut Monica Parikh, seorang Pakar Hubungan berkata: "Sebagian besar orang menggunakan cinta sebagai obat,". Kita dapat merasakan perasaan paling bahagia dikarenakan oleh faktor eksternal seseorang, yakni dari kehadiran dan pengakuan orang lain terhadap kita.
Menarik diri keluar dari perasaan dan juga ketakutan yang ada dalam diri seseorang yang pernah merasakan hal paling bahagia dalam hatinya akan terasa amat menakutkan.
Menurut keterangan dari Monica Parikh pula, bilamana selama periode seseorang tersebut bisa melepas hal yang pernah membahagiakan dalam perasaannya dengan tidak lagi melakukan suatu komunikasi dengan sang mantan kekasih paling tidak selama 60 hari, maka orang tersebut akan sangat mungkin dalam periode minimal 2 bulan tersebut ada dalam perasaan sedih. Tekanan batin.
"Kamu akan berduka. Tapi, juga akan mendapatkan kembali kekuatan, harga diri, kepercayaan diri, dan pemberdayaan," ungkap Monica.
Disaat kita ada dalam satu tahapan jalan yang dirasa salah dan kita berusaha untuk berjuang dalam memperbaikinya, maka kelak kita akan menggapai suatu kesuksesan yang jauh lebih baik dan melegakan di masa mendatang kelak.
Upaya dalam berhenti melakukan komunikasi dengan sang mantan kekasih bisa menjadi suatu pengingat dalam hidup kita bahwasanya untuk kehidupan di masa depan kelak kita hanya mengandalkan diri kita sendiri, khususnya sebagai pengingat kita dalam upaya meraih kebahagiaan.
Dari upaya-upaya itulah nantinya akan bisa membuat pembeda bagi diri kita dalam membedakan sesuatu di masa depan seperti antara perasaan dalam mengharapkan ataukah perasaan dalam membutuhkan sosok kehadiran seorang pasangan dalam hidup dan kehidupan kita.
Namun, ketika kita akan mulai berjuang untuk bisa berbaikan dengan situasi kondisi yang mendera, pastinya kita akan berusaha untuk mencoba segera berpindah dari perasaan emosi yang membuat tak karuan pada satu kondisi dimana emosi perasaan bisa hilang dan tak membayangi terus hati kita.
"Move on" alias keinginan hati perasaan kita dalam memblokir lembaran lama agar tak selalu menghantui dapat menjadi suatu masalah yang sulit kita hadapi andai kala kita masih didera perasaan terhadap kenangan indah yang kita miliki pada sang mantan.
Salah satu cara yang paling terbaik dan ampuh untuk bisa melupakan sang mantan kekasih adalah dengan keputusan mantap dalam hati kita untuk dapat menghindari dan bahakan memutus komunikasi dengannya. Namun apakah bisa di era digital sekarang ini kita melakukannya?
Cara tersebut memang jarang sekali memungkinkan untuk diterapkan di era sekarang ini, terutamanya bila keadaan yang nyatanya memaksa kita untuk tetap terus berhubungan dengan sang mantan kekasih karena misalnya kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang kekasih hati ini adalah rekan satu kerja maupun ada dalam satu lingkaran wilayah tempat tinggal yang sama, apalagi masih dalam satu lingkaran hubungan sebagai teman.
Tapi sebetulnya apa yang dimaksud dengan upaya dalam menghindari komunikasi dengan sang mantan kekasih tidaklah dalam maksud untuk tidak berbicara dengannya.
Artinya adalah kita masih bisa dalam melakukan hubungan komunikasi dengan sang mantan kekasih namun dalam komunikasi tersebut kita tidak berbicara mengenai tema-tema pribadi maupun tentang hal yang sekiranya berhubungan soal hati. Bagi mereka yang masih dalam satu kantor atau dalam lingkar pertemanan bisa tetap menjaga komunikasi dengan menghindari tema-tema yang sensitif itu.
Trina Leckie, seorang Konsultan Hubungan mengatakan bahwa "Yang diperlukan adalah tidak perlu menelepon, mengirim SMS, mengirim email, atau memeriksa media sosial si dia,".
Semakin kita menjauh dari pandangan-pandangan (komunikasi langsung dan tak langsung) sang kekasih sebelumnya, maka semakin cepat pula kita akan bisa untuk melupakannya. Namun bila masih mempunyai rasa seperti penasaran terhadap sang mantan kekasih, seperti bagaimana aktivitas keseharian sang mantan kekasih dengan melakukan stalking misalnya. Maka, jangankan untuk bisa melupakannya, bayangan-bayangan sang mantan kekasih malah akan semakin memperburuk pikiran perasaan, dan bahkan mungkin akan melahirkan harapan-harapan baru hingga akhirnya cinta lama bersemi kembali.
"Anda perlu waktu untuk menjauhinya agar mendapatkan kembali kendali emosi dan kejelasan mengenai mengapa perpisahan itu harus terjadi," ucap Trina.
Jika kita benar-benar sanggup untuk bisa lepas dari pengaruh sang mantan kekasih, maka di era digital ini seharusnya kita juga sanggup untuk bisa menutup seluruh akun media sosial atau nomor ponsel sang mantan kekasih agar supaya kita cepat bisa melupakannya. Bila sanggup, dan mestinya harus sanggup, maka lakukanlah hal tersebut.
Memutuskan hubungan kontak komunikasi dengan sang mantan kekasih memang bakal sulit untuk kita jalankan bilama hubungan yang sudah terjalin dengan sang mantan kekasih untuk telah berlangsung lama, karena sebab berkomunikasi dengan sang mantan kekasih barangkali sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian kita dengannya.
Menurut Monica Parikh, seorang Pakar Hubungan berkata: "Sebagian besar orang menggunakan cinta sebagai obat,". Kita dapat merasakan perasaan paling bahagia dikarenakan oleh faktor eksternal seseorang, yakni dari kehadiran dan pengakuan orang lain terhadap kita.
Menarik diri keluar dari perasaan dan juga ketakutan yang ada dalam diri seseorang yang pernah merasakan hal paling bahagia dalam hatinya akan terasa amat menakutkan.
Menurut keterangan dari Monica Parikh pula, bilamana selama periode seseorang tersebut bisa melepas hal yang pernah membahagiakan dalam perasaannya dengan tidak lagi melakukan suatu komunikasi dengan sang mantan kekasih paling tidak selama 60 hari, maka orang tersebut akan sangat mungkin dalam periode minimal 2 bulan tersebut ada dalam perasaan sedih. Tekanan batin.
"Kamu akan berduka. Tapi, juga akan mendapatkan kembali kekuatan, harga diri, kepercayaan diri, dan pemberdayaan," ungkap Monica.
Disaat kita ada dalam satu tahapan jalan yang dirasa salah dan kita berusaha untuk berjuang dalam memperbaikinya, maka kelak kita akan menggapai suatu kesuksesan yang jauh lebih baik dan melegakan di masa mendatang kelak.
Upaya dalam berhenti melakukan komunikasi dengan sang mantan kekasih bisa menjadi suatu pengingat dalam hidup kita bahwasanya untuk kehidupan di masa depan kelak kita hanya mengandalkan diri kita sendiri, khususnya sebagai pengingat kita dalam upaya meraih kebahagiaan.
Dari upaya-upaya itulah nantinya akan bisa membuat pembeda bagi diri kita dalam membedakan sesuatu di masa depan seperti antara perasaan dalam mengharapkan ataukah perasaan dalam membutuhkan sosok kehadiran seorang pasangan dalam hidup dan kehidupan kita.