niadi.net - Yang dipelihara sebagai penyanyi adalah jantannya. Suara ayam itu bisa terdengar jauh dan menggema, kalau ia ditaruh dalam kandang panggung yang tinggi. Ayam pelung adalah ayam lokal khas Cianjur. Keistimewaannya, ayam jantannya pandai menyanyi, berkokok keras dan panjang, enak sekali didengarkan.
Jenggernya yang besar itu tebal dan tegak, warnanya merah cerah. Pial ada sepasang pada dagu, bentuknya bulat, besar, dan warnanya juga merah cerah. Ayam pelung tidak mempunyai pola warna bulu yang khas. Yang banyak terdapat warnanya merah tua, merah kekuning-kuningan, dan jalak (hitam dengan bulu kekuning-kuningan). Bulunya halus, mengkilat.
Bentuk kandang persegi panjang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 100 x 90 x 100 cm. Lantai kandangnya sengaja dibuat berlubang-lubang, agar kotorannya langsung jatuh ke bawah dan tidak mengotori lantai kandang. Kandang itu diberi kaki dari kayu atau bambu sepanjang 2-3 meter, sehingga ia benar-benar berbentuk seperti rumah adat minangkabau atau dangau penunggu padi di sawah. Ayam pelung yang ditaruh dalam kandang itu suaranya akan terdengar jelas dan nyaring sampai pada jarak yang jauh.
Diantara peternak juga ada yang memberi makanan tambahan anak katak, belut, atau ikan kecil-kecil. Makanan itu diberikan 2-3 kali per minggu. Maksudnya agar ayamnya sehat dan rajin berkokok. Sebetulnya yang membuat ayam sehat dan rajin berkokok adalah protein hewaninya, bukan belut atau ikannya. Akan tetapi baik buruknya suara sewaktu bernyanyi sangat tergantung dari pembawaan turunannya, bukan karena dilatih atau pengaruh makanan.
Mengapa/Kenapa Disebut Pelung?
"Disebut pelung karena ayamnya bertubuh jangkung", kata peternak ayam pelung dari sebuah kelompok tani di Cianjur. Pelung menurut istilah orang Sunda berarti jangkung, (tinggi besar). Kokoknya yang khas dirasakan melung (merdu). Ayam pelung jantan dewasa bentuk badannya besar, kokoh, dan tegak, seperti bentuk burung mandar atau pelung (Jawa). Kakinya panjang, kuat, dan bercakar besar. Sisik kaki berbaris rapi. Tajinya yang besar melengkung panjang dan kokoh. Jengger besar, berbentuk tunggal dan bergeriti nyata pinggirannya.Jenggernya yang besar itu tebal dan tegak, warnanya merah cerah. Pial ada sepasang pada dagu, bentuknya bulat, besar, dan warnanya juga merah cerah. Ayam pelung tidak mempunyai pola warna bulu yang khas. Yang banyak terdapat warnanya merah tua, merah kekuning-kuningan, dan jalak (hitam dengan bulu kekuning-kuningan). Bulunya halus, mengkilat.
Kandang Panggung
Ayam jantan umur 4 bulan mulai belajar berkokok, akan tetapi belum diperlakukan sebagai "penyanyi". Ia ditaruh di kandang panggung sebagai "penyanyi", kalau umurnya sudah 8 bulan lebih. Ayam seusia itu sudah dianggap dewasa, suaranya yang melung sudah bisa dinikmati. Kandang panggungnya itu dibuat dari bahan kayu atau bambu. Atapnya bisa dari genting, asbes, ijuk, sirap atau papan.Bentuk kandang persegi panjang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 100 x 90 x 100 cm. Lantai kandangnya sengaja dibuat berlubang-lubang, agar kotorannya langsung jatuh ke bawah dan tidak mengotori lantai kandang. Kandang itu diberi kaki dari kayu atau bambu sepanjang 2-3 meter, sehingga ia benar-benar berbentuk seperti rumah adat minangkabau atau dangau penunggu padi di sawah. Ayam pelung yang ditaruh dalam kandang itu suaranya akan terdengar jelas dan nyaring sampai pada jarak yang jauh.
Makanan
Berilah ayam pelung makanan berupa campuran 9 bagian dedak katul dengan 1 bagian makanan ayam ras. Diberikan dalam bentuk bubur akas, setelah dijerang menggunakan air panas. Secara berkala ayam kesayangannya diberi nasi setengah matang yang dicampur dengan kuning telur dan madu. Seminggu dua kali diberi pisang siem masak. Maksudnya, agar suara ayam pelungnya tetap empuk dan merdu.Diantara peternak juga ada yang memberi makanan tambahan anak katak, belut, atau ikan kecil-kecil. Makanan itu diberikan 2-3 kali per minggu. Maksudnya agar ayamnya sehat dan rajin berkokok. Sebetulnya yang membuat ayam sehat dan rajin berkokok adalah protein hewaninya, bukan belut atau ikannya. Akan tetapi baik buruknya suara sewaktu bernyanyi sangat tergantung dari pembawaan turunannya, bukan karena dilatih atau pengaruh makanan.