niadi.net - Akuarium ikan hias laut umumnya dihiasi koral. Ada yang memakai soft coral, ada juga yang memilih hard coral. Tidak jarang terlihat akuarium berisi gabungan kedua koral itu. Koral memberikan kesan alami pada akuarium.
Koral yang banyak dicari hobiis itu sebenarnya bukanlah tumbuhan, tapi binatang laut dari keluarga Coelenterata. Keluarga itu terbagi menjadi 3 kelas, yakni Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Di kelas terakhir inilah koral bergabung bersama-sama dengan anemon, fans, whips, dan zoanthids.
Selain warnanya yang indah, koral di akuarium juga berfungsi sebagai "perangkap" sisa-sisa makanan sehingga tidak bertebaran di dasar akuarim.
Hanya saja warna koral akan tampak cemerlang jika ia hidup. Begitu mati, warnaya pudar. Bahkan ada koral asal Sri Lanka yang kalau mati dan tidak segera diangkat, akan meracuni ikan-ikan yang ada di akuarium tersebut.
Itulah sebabnya mengapa di pesisir Amerika Selatan yang berbatasan dengan Lautan Pasifik, tidak ada karang. Sebab daerah itu dilalui arus dingin Humboldt. Kasus serupa dijumpai di sepanjang pesisir Afrika yang berbatasan dengan Lautan Atlantik. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi, koral bisa mati. Koral membutuhkan air berkadar garam minimal 35 ppm. Karena perlu kadar garam setinggi itu, maka koral tidak pernah dijumpai di sekitar muara sungai yang besar.
Air yang jernih menjadi syarat hidup koral. Itulah sebabnya koral tidak pernah hidup di sekitar sungai. Air sungai membawa endapan lumpur dan menghalangi pertumbuhan koral, meskipun mungkin syarat kadar garamnya terpenuhi.
Kejernihan air menjadi mutlak, sebab koral membutuhkan sinar matahari yang cukup. Air yang jernih memudahkan cahaya matahari menerobos masuk sampai kedalaman 50 cm. Di akuarium kebutuhan cahaya itu dipenuhi dengan pemasangan lampu khusus untuk koral. Ada dua jenis sinar lampu, yakni putih (berkekuatan 200 watt) dan ungu (10 watt).
Banyak hobiis yang memajang soft dan hard coral di akuarium mereka. Soft coral adalah koral yang teksturnya kasar dan tidak melekat pada kerangka yang keras. Ia banyak dijumpai di perairan pantai. Seluruh soft coral itu diliputi oleh jutaan tentakel yang selalu bergerak, baik untuk bernapas maupun menangkap makanan. Ketika tentakel itu ditarik kembali. Permukaan koral tampak menjadi licin.
Beberapa jenis soft coral yang menarik, antara lain Xenia sp yang tentakelnya secara teratur membuka menutup setiap beberapa menit. Koral jenis ini sering menempel di karang atau setengah terpendam di pasir. Alcyonium palmatum adalah soft coral yang warnanya merah mencolok, tapi ia tidak akan tahan lama jika dipelihara di akuarium. Soft coral berbentuk unik ialah Sinularia sp. ia disebut juga dead man's fingers lantaran bentuknya seperti jari tangan.
Hard coral adalah koral yang tidak mungkin dilepas dari kerangkanya karena kalau dilepas pasti mati. Hard coral hidup di berbagai tempat, seperti di reef flat, reef crest, dan reef slopes.
Hard coral yang tumbuh di reef flat umumnya berukuran kecil. Contohnya porites nigrescens yang berbentuk polip dan berdiameter 0,7 mm. Tumbuhnya bergerombol membentuk koloni. Contoh hard coral yang mendiami daerah reef crest ialah koral jamur, Fungia sp. Berbeda dengan koral sejenisnya, koral jamur ini tumbuh soliter dan tergeletak di pasir. Galaxea fascicularis adalah koral yang paling banyak dijumpai di reef slopes. Polipnya tinggi dan terlihat jelas menonjol di atas permukaan. Sekat di antara polip juga terlihat jelas.
Di aquarium, koral-koral tersebut bisa hidup sampai lebih dari satu tahun, asal perawatannya bagus. Jenis-Jenis Koral Penghias Akuarium.
Koral yang banyak dicari hobiis itu sebenarnya bukanlah tumbuhan, tapi binatang laut dari keluarga Coelenterata. Keluarga itu terbagi menjadi 3 kelas, yakni Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Di kelas terakhir inilah koral bergabung bersama-sama dengan anemon, fans, whips, dan zoanthids.
Selain warnanya yang indah, koral di akuarium juga berfungsi sebagai "perangkap" sisa-sisa makanan sehingga tidak bertebaran di dasar akuarim.
Hanya saja warna koral akan tampak cemerlang jika ia hidup. Begitu mati, warnaya pudar. Bahkan ada koral asal Sri Lanka yang kalau mati dan tidak segera diangkat, akan meracuni ikan-ikan yang ada di akuarium tersebut.
Syarat Hidup
Supaya tidak mati, lingkungan akuarium perlu dirancang mendekati kehidupan di alam. Suhu yang dibutuhkan oleh koral berkisar 24 – 25 derajat Celsius. Mereka masih bisa hidup pada suhu yang lebih rendah. Namun jika suhu di bawah 18 derajat Celcius, pertumbuhannya terhenti dan tidak akan terbentuk batu karang.Itulah sebabnya mengapa di pesisir Amerika Selatan yang berbatasan dengan Lautan Pasifik, tidak ada karang. Sebab daerah itu dilalui arus dingin Humboldt. Kasus serupa dijumpai di sepanjang pesisir Afrika yang berbatasan dengan Lautan Atlantik. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi, koral bisa mati. Koral membutuhkan air berkadar garam minimal 35 ppm. Karena perlu kadar garam setinggi itu, maka koral tidak pernah dijumpai di sekitar muara sungai yang besar.
Air yang jernih menjadi syarat hidup koral. Itulah sebabnya koral tidak pernah hidup di sekitar sungai. Air sungai membawa endapan lumpur dan menghalangi pertumbuhan koral, meskipun mungkin syarat kadar garamnya terpenuhi.
Kejernihan air menjadi mutlak, sebab koral membutuhkan sinar matahari yang cukup. Air yang jernih memudahkan cahaya matahari menerobos masuk sampai kedalaman 50 cm. Di akuarium kebutuhan cahaya itu dipenuhi dengan pemasangan lampu khusus untuk koral. Ada dua jenis sinar lampu, yakni putih (berkekuatan 200 watt) dan ungu (10 watt).
Banyak hobiis yang memajang soft dan hard coral di akuarium mereka. Soft coral adalah koral yang teksturnya kasar dan tidak melekat pada kerangka yang keras. Ia banyak dijumpai di perairan pantai. Seluruh soft coral itu diliputi oleh jutaan tentakel yang selalu bergerak, baik untuk bernapas maupun menangkap makanan. Ketika tentakel itu ditarik kembali. Permukaan koral tampak menjadi licin.
Beberapa jenis soft coral yang menarik, antara lain Xenia sp yang tentakelnya secara teratur membuka menutup setiap beberapa menit. Koral jenis ini sering menempel di karang atau setengah terpendam di pasir. Alcyonium palmatum adalah soft coral yang warnanya merah mencolok, tapi ia tidak akan tahan lama jika dipelihara di akuarium. Soft coral berbentuk unik ialah Sinularia sp. ia disebut juga dead man's fingers lantaran bentuknya seperti jari tangan.
Hard coral adalah koral yang tidak mungkin dilepas dari kerangkanya karena kalau dilepas pasti mati. Hard coral hidup di berbagai tempat, seperti di reef flat, reef crest, dan reef slopes.
Hard coral yang tumbuh di reef flat umumnya berukuran kecil. Contohnya porites nigrescens yang berbentuk polip dan berdiameter 0,7 mm. Tumbuhnya bergerombol membentuk koloni. Contoh hard coral yang mendiami daerah reef crest ialah koral jamur, Fungia sp. Berbeda dengan koral sejenisnya, koral jamur ini tumbuh soliter dan tergeletak di pasir. Galaxea fascicularis adalah koral yang paling banyak dijumpai di reef slopes. Polipnya tinggi dan terlihat jelas menonjol di atas permukaan. Sekat di antara polip juga terlihat jelas.
Di aquarium, koral-koral tersebut bisa hidup sampai lebih dari satu tahun, asal perawatannya bagus. Jenis-Jenis Koral Penghias Akuarium.