niadi.net - Keluarga, adalah unit terkecil dari masyarakat, keluarga itu terdiri dari suami istri dan anak-anaknya. Kita semua lahir, tumbuh, besar, dan berkembang ditengah keluarga. Betapa berharganya sebuah keluarga dalam hidup kita, kita sering menyaksikan betapa beratnya anak-anak yang kehilangan keluarga atau lepas hubungan dengan keluarga. Persoalan keluarga menempati peringkat pertama pemicu stres yang menimpa seseorang.
Pembentukan keluarga diawali dengan akad nikah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar Rum ayat 21:
Seorang laki-laki tidak akan sempurna menjalani proses kehidupannya bila tidak didampingi oleh seorang istri yang salehah. Demikian pula seorang wanita, tidak mungkin menggapai kebahagiaan dan kepuasan batin bila tidak didampingi oleh seorang suami yang bertanggungjawab dan penuh kasih sayang.
Akad Nikah adalah mempertemukan dua pribadi yang sama-sama bermartabat kemanusiaan dalam ikatan suami istri yang didalamnya mengandung ketentuan hak dan kewajiban yang harus sama-sama dipenuhi.
Nikah bukan sembarang ikatan dan bukan sembarang janji yang bisa putus dan diingkari kapan saja, tetapi ikatan lahir batin yang suci dan penuh amanat. Nabi SAW bersabda:
Rumah tangga yang penuh keharmonisan yang diliputi kasih sayang akan melahirkan dan menumbuhkembangkan generasi yang penuh kebahagiaan, yaitu sehat lahir dan batin yang merupakan sumbangan besar bagi pembentukan karakter bangsa. Karena bangsa yang kuat terdiri dari keluarga-keluarga yang kuat, bangsa yang sejahtera terdiri dari keluarga-keluarga yang sejahtera, bangsa yang adil pun terdiri dari keluarga-keluarga yang adil, bangsa yang lemah terdiri dari keluarga-keluarga yang lemah.
Sering kita dengar kata Sakinah, Mawaddah dan Warahmah, perkataan tersebut biasanya hanya diartikan sebagai keluarga bahagia.
Profesor Dr. Quraish Shihab, menyebutkan bahwa Sakinah artinya mampu menentramkan keluarga, mampu mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani. Mawaddah, kaitanya dengan ketertarikan fisik antara suami dan istri. Warahmah, adalah ikatan yang lebih dalam lagi, berupa persamaan perasaan dan pemikiran, karena diikat oleh persamaan cita-cita dan harapan.
Mungkin fisik sudah lemah, kewajiban-kewajiban sudah terlalu udzur untuk ditunaikan, tetapi kasih sayang tak pernah padam, terangkum dalam ungkapan tulus dari pasangan yang sudah sama-sama sepuh. "Beradu pandang sudah tidak bergetar lagi, bersentuh kulit sudah tidak bergairah lagi, tapi bila istriku sakit, aku merasakan sakitnya, bila ia pergi aku sangat kehilangan." itulah gambaran rahmah yang sulit didefinisikan, tetapi sangat indah dirasakan.
Itulah rumah tangga yang sangat kita dambakan, sebab rumah tangga adalah karya kita yang monumental. Kegagalan kita berumah tangga seperti terasa sebagai kegagalan kita dalam membina rumah tangga. Kesuksesan kita dalam berumah tangga seperti terasa kesuksesan kita dalam hidup. Sampai-sampai ada orang yang mengatakan "Kalau ada surga di dunia ini, pasti surga itu adalah rumah tangga yang bahagia, kalau ada neraka di dunia ini tentu rumah tangga yang tidak ada keharmonisan".
Dalam hadits Rasulullah SAW, menyebutkan "Seluruh anggota keluarga itu menjadikan agama sebagai pegangan dan petunjuk hidupnya, cara bergaul, cara hidup, cara bertetangga dan bermasyarakat, agamalah yang jadi rujukannya".
Yang tua tidak kehilangan wibawa, dan yang muda tidak kehilangan sopan santun, itulah keindahan dalam sebuah keluarga, semua tahu peran masing-masing semua menyadari kewajiban masing-masing. Begitulah keluarga sakinah mawaddah warahmah dalam islam. Semoga bermanfaat.
Pembentukan keluarga diawali dengan akad nikah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."Seorang laki-laki tidak akan sempurna menjalani proses kehidupannya bila tidak didampingi oleh seorang istri yang salehah. Demikian pula seorang wanita, tidak mungkin menggapai kebahagiaan dan kepuasan batin bila tidak didampingi oleh seorang suami yang bertanggungjawab dan penuh kasih sayang.
Akad Nikah adalah mempertemukan dua pribadi yang sama-sama bermartabat kemanusiaan dalam ikatan suami istri yang didalamnya mengandung ketentuan hak dan kewajiban yang harus sama-sama dipenuhi.
Nikah bukan sembarang ikatan dan bukan sembarang janji yang bisa putus dan diingkari kapan saja, tetapi ikatan lahir batin yang suci dan penuh amanat. Nabi SAW bersabda:
فَاتَّقُوا اللَّهَ فِى النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ... وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ.
"Takutlah kepada Allah di dalam perihal istri-istri, karena sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan keamanan dari Allah dan menghalalkan kemaluan-kemaluan mereka dengan kalimat Allah, dan kalian memiliki hak atas mereka yaitu mereka tidak membiarkan seorangpun yang kalian benci untuk tidur di ranjang-ranjang kalian,… dan mereka (para istri) memiliki hak katas kalian, yaitu kalian memberikan harta dan pakaian kepada mereka dengan hal yang baik." (HR. Muslim).Rumah tangga yang penuh keharmonisan yang diliputi kasih sayang akan melahirkan dan menumbuhkembangkan generasi yang penuh kebahagiaan, yaitu sehat lahir dan batin yang merupakan sumbangan besar bagi pembentukan karakter bangsa. Karena bangsa yang kuat terdiri dari keluarga-keluarga yang kuat, bangsa yang sejahtera terdiri dari keluarga-keluarga yang sejahtera, bangsa yang adil pun terdiri dari keluarga-keluarga yang adil, bangsa yang lemah terdiri dari keluarga-keluarga yang lemah.
Sering kita dengar kata Sakinah, Mawaddah dan Warahmah, perkataan tersebut biasanya hanya diartikan sebagai keluarga bahagia.
Profesor Dr. Quraish Shihab, menyebutkan bahwa Sakinah artinya mampu menentramkan keluarga, mampu mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani. Mawaddah, kaitanya dengan ketertarikan fisik antara suami dan istri. Warahmah, adalah ikatan yang lebih dalam lagi, berupa persamaan perasaan dan pemikiran, karena diikat oleh persamaan cita-cita dan harapan.
Mungkin fisik sudah lemah, kewajiban-kewajiban sudah terlalu udzur untuk ditunaikan, tetapi kasih sayang tak pernah padam, terangkum dalam ungkapan tulus dari pasangan yang sudah sama-sama sepuh. "Beradu pandang sudah tidak bergetar lagi, bersentuh kulit sudah tidak bergairah lagi, tapi bila istriku sakit, aku merasakan sakitnya, bila ia pergi aku sangat kehilangan." itulah gambaran rahmah yang sulit didefinisikan, tetapi sangat indah dirasakan.
Itulah rumah tangga yang sangat kita dambakan, sebab rumah tangga adalah karya kita yang monumental. Kegagalan kita berumah tangga seperti terasa sebagai kegagalan kita dalam membina rumah tangga. Kesuksesan kita dalam berumah tangga seperti terasa kesuksesan kita dalam hidup. Sampai-sampai ada orang yang mengatakan "Kalau ada surga di dunia ini, pasti surga itu adalah rumah tangga yang bahagia, kalau ada neraka di dunia ini tentu rumah tangga yang tidak ada keharmonisan".
Dalam hadits Rasulullah SAW, menyebutkan "Seluruh anggota keluarga itu menjadikan agama sebagai pegangan dan petunjuk hidupnya, cara bergaul, cara hidup, cara bertetangga dan bermasyarakat, agamalah yang jadi rujukannya".
Yang tua tidak kehilangan wibawa, dan yang muda tidak kehilangan sopan santun, itulah keindahan dalam sebuah keluarga, semua tahu peran masing-masing semua menyadari kewajiban masing-masing. Begitulah keluarga sakinah mawaddah warahmah dalam islam. Semoga bermanfaat.