niadi.net - Mengenal Paham Herbalisme. Prinsip pengobatan timur adalah tubuh cukup kuat untuk menangkal gangguan atau perubahan-perubahan lingkungan yang menuntut penyesuaian, seperti perubahan cuaca, lembap, kering, angin kencang, panas, dingin, banyak pikiran dan masalah, stress. Jadi, penyakit kurang gizi seperti beri-beri, tidak bisa sembuh dengan pengobatan ini, tapi orang tersebut harus cukup makan makanan yang bergizi tinggi.
Pada zaman dahulu, sewaktu orang belum mengenal obat-obat sintetik. Hippocrates, bapak ilmu kedokteran, mengatakan:
Makanan tidak berfungsi untuk menyembuhkan penyakit, untuk menyembuhkan penyakit, melainkan untuk memelihara kesehatan, menangkal penyakit atau mencegah gangguan-gangguan kesehatan.
Dengan jalan pikiran itu praktisi herbalisme tradisional tidak mengklaim melakukan penyembuhan penyakit. Yang dilakukan hanyalah mendukung dan mendampingi alam (tubuh) dalam upayanya mengatasi gangguan-gangguan yang sedang dialami organisme (tubuh) yang bersangkutan.
Pemikiran ini sebenarnya sejalan dengan landasan profesi kedokteran yang berbunyi: Medicus cura, natura sanat, atau: "Dokter mengobati, alam (tubuh) menyembuhkan." Dengan kata lain, tubuh menolong dirinya sendiri.
Pada mulanya banyak macam rempah-rempah yang digunakan sebagai penyedap dan pewangi makanan dan minuman (sampai sekarang pun demikian).
Para praktisi herbalisme menggunakan rempah-rempah yang sama untuk membuat ramuan-ramuan obat mereka. Mula-mula sebagai korektor rasa dan pewangi. Kemudian materi pendamping makanan itu berkembang menjadi korektor gangguan-gangguan kesehatan berupa ramuan untuk menanggulangi perut kembung, pembangkit semangat untuk memperlancar buang air besar-kecil, untuk sakit kepala, dan lain-lain.
Falsafah yang mendukung semua itu adalah falsafah Yin-Yang. Pada konsep in-yang terlukis persatuan dan pertentangan. Yin-Yang menggambarkan ritme dan keseimbangan alam semesta. Menurut falsafah yang berasal dari Cina ribuan tahun lalu itu, ada 2 kekuatan dasar yang berlawanan satu sama lain, yang mengatur jagad raya. Semua kejadian (fenomena) terwujud berkat interaksi berkesinambungan dari kedua kekuatan ini.
Yin-Yang merupakan 2 kutub kekuatan alam yang berlawanan. Yin: negatif, feminin, gelap, dingin, lemah, pasif. Yang: positif, maskulin, terang, hangat, kuat, aktif. Di jagad raya kedua kekuatan ini selalu dalam keadaan beroposisi satu sama lain. Namun demikian pada waktu yang bersamaan keduanya membentuk suatu keutuhan, sehingga dalam keadaan normal mereka melambangkan harmoni.
Sebab, meskipun sifat-sifatnya berlawanan, mereka tidak bermusuhan dan tidak saling merusak. Sebaliknya mereka saling membutuhkan - tanpa yang satu, yang lain tidak ada. Yang tidak superior terhadap Yin, begitu pula sebaliknya.
Jagad raya disebut makrokosmos, dan manusia dianggap mikrokosmos atau dunia kecil. Dalam diri manusia jug aada 2 kekuatan yang saling berlawanan, dan berlaku Yin-Yang. Kalau Yin-Yang seimbang, maka keadaan akan harmonis, dan tubuh dalam keadaan sehat. Apabila salah satu lebih kuat, maka tubuh dalam keadaan sakit.
Kekuatan Yin-Yang ada berkat kehadiran energi yang mengalir dalam meridian. Yang berlebih (ekses), berarti ada peningkatan kegiatan organik. Apabila "Yin" berlebih, maka ada penurunan aktivitas. Maka kesehatan manusia bergantung pada keseimbangan Yin-Yang dalam tubuhnya.
Makanan alamiah: sayur-mayur, buah, kacang-kacangan, rempah-rempah, berasal dari alam dan merupakan substansi-substansi bagi kehidupan yang telah diformulasi, dan lulus ujian selama evolusi berabad-abad sejak sejarah manusia dimulai.
Praktisi-praktisi herbalisme yakni, bahwa obat-obatan alam yang tidak beracun melengkapi tubuh dengan bahan-bahan yang sesuai kebutuhan dengan cara yang sama seperti dilakukan oleh makanan.
Dengan memberikan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, atau melengkapi tubuh dengan apa yang tak dapat dibuatnya sendiri dalam jumlah cukup, kekuatan (energi) vitan Yin-Yang diseimbangkan, diperkuat, dan dipelihara secara tidak langsung. Hal ini menghasilkan pencegahan maupun penyembuhan penyakit.
Pada mulanya pemilihan obat berdasarkan Yin-Yang, yang memperlihatkan sifat-sifat panas, hangat, dingin, sejuk atau rasa pedas, manis, masam, pahit atau asin. Obat-obat ini bersifat turun-temurun, dan setelah diadakan penelitian ilmiah ramuan-ramuan itu digunakan dengan lebih terarah.
Misalnya, untuk gangguan lambung: jahe (Zingiber officinale); pernapasan: bawang putih (Allium sativum); encok: seledri (Apium graveolens); kandung kemih dan prostat: peterseli (Apium petroselinum); kencing batu: rambut jagung.
Penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan atas tanaman-tanaman obat bahan obat tradisional ini menunjukkan hasil-hasil positif. Misalnya, bawang putih untuk menurunkan kadar kolesterol; seledri untuk menurunkan tekanan darah tinggi; daun salam untuk diabetes; antanan gede/pegagan (Centella asiatica) untuk varietas, penghalus kulit, dan sebagainya; daun jambu klutuk untuk disentri dan diare. Herbalism History - Mengenal Paham Herbalisme.
Pada zaman dahulu, sewaktu orang belum mengenal obat-obat sintetik. Hippocrates, bapak ilmu kedokteran, mengatakan:
"Biarkan makanan menjadi obatmu, dan biarkan obat menjadi makananmu."Memang ucapan ini tidak berlaku untuk zaman sekarang, karena obat-obatan modern sebagian besar non alam atau sintetik, yang murni hasil produksi laboratorium dan pabrik. Obat modern yang sekarang disebut obat formal tidak sama bahkan jauh berbeda dengan makan.
Makanan tidak berfungsi untuk menyembuhkan penyakit, untuk menyembuhkan penyakit, melainkan untuk memelihara kesehatan, menangkal penyakit atau mencegah gangguan-gangguan kesehatan.
Dengan jalan pikiran itu praktisi herbalisme tradisional tidak mengklaim melakukan penyembuhan penyakit. Yang dilakukan hanyalah mendukung dan mendampingi alam (tubuh) dalam upayanya mengatasi gangguan-gangguan yang sedang dialami organisme (tubuh) yang bersangkutan.
Pemikiran ini sebenarnya sejalan dengan landasan profesi kedokteran yang berbunyi: Medicus cura, natura sanat, atau: "Dokter mengobati, alam (tubuh) menyembuhkan." Dengan kata lain, tubuh menolong dirinya sendiri.
Pada mulanya banyak macam rempah-rempah yang digunakan sebagai penyedap dan pewangi makanan dan minuman (sampai sekarang pun demikian).
Para praktisi herbalisme menggunakan rempah-rempah yang sama untuk membuat ramuan-ramuan obat mereka. Mula-mula sebagai korektor rasa dan pewangi. Kemudian materi pendamping makanan itu berkembang menjadi korektor gangguan-gangguan kesehatan berupa ramuan untuk menanggulangi perut kembung, pembangkit semangat untuk memperlancar buang air besar-kecil, untuk sakit kepala, dan lain-lain.
Yin-Yang
Falsafah yang mendukung semua itu adalah falsafah Yin-Yang. Pada konsep in-yang terlukis persatuan dan pertentangan. Yin-Yang menggambarkan ritme dan keseimbangan alam semesta. Menurut falsafah yang berasal dari Cina ribuan tahun lalu itu, ada 2 kekuatan dasar yang berlawanan satu sama lain, yang mengatur jagad raya. Semua kejadian (fenomena) terwujud berkat interaksi berkesinambungan dari kedua kekuatan ini.
Yin-Yang merupakan 2 kutub kekuatan alam yang berlawanan. Yin: negatif, feminin, gelap, dingin, lemah, pasif. Yang: positif, maskulin, terang, hangat, kuat, aktif. Di jagad raya kedua kekuatan ini selalu dalam keadaan beroposisi satu sama lain. Namun demikian pada waktu yang bersamaan keduanya membentuk suatu keutuhan, sehingga dalam keadaan normal mereka melambangkan harmoni.
Sebab, meskipun sifat-sifatnya berlawanan, mereka tidak bermusuhan dan tidak saling merusak. Sebaliknya mereka saling membutuhkan - tanpa yang satu, yang lain tidak ada. Yang tidak superior terhadap Yin, begitu pula sebaliknya.
Jagad raya disebut makrokosmos, dan manusia dianggap mikrokosmos atau dunia kecil. Dalam diri manusia jug aada 2 kekuatan yang saling berlawanan, dan berlaku Yin-Yang. Kalau Yin-Yang seimbang, maka keadaan akan harmonis, dan tubuh dalam keadaan sehat. Apabila salah satu lebih kuat, maka tubuh dalam keadaan sakit.
Kekuatan Yin-Yang ada berkat kehadiran energi yang mengalir dalam meridian. Yang berlebih (ekses), berarti ada peningkatan kegiatan organik. Apabila "Yin" berlebih, maka ada penurunan aktivitas. Maka kesehatan manusia bergantung pada keseimbangan Yin-Yang dalam tubuhnya.
Makanan alamiah: sayur-mayur, buah, kacang-kacangan, rempah-rempah, berasal dari alam dan merupakan substansi-substansi bagi kehidupan yang telah diformulasi, dan lulus ujian selama evolusi berabad-abad sejak sejarah manusia dimulai.
Praktisi-praktisi herbalisme yakni, bahwa obat-obatan alam yang tidak beracun melengkapi tubuh dengan bahan-bahan yang sesuai kebutuhan dengan cara yang sama seperti dilakukan oleh makanan.
Dengan memberikan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, atau melengkapi tubuh dengan apa yang tak dapat dibuatnya sendiri dalam jumlah cukup, kekuatan (energi) vitan Yin-Yang diseimbangkan, diperkuat, dan dipelihara secara tidak langsung. Hal ini menghasilkan pencegahan maupun penyembuhan penyakit.
Ramuan
Umumnya ramuan yang digunakan oleh praktisi herbalisme terdiri dari beberapa macam bahan. Ramuan tersebut terdiri atas: Obat utama, bahan untuk mempercepat penyembuhan, bahan untuk menetralkan kekerasan obat, dan bahan untuk melenyapkan efek samping obat.Pada mulanya pemilihan obat berdasarkan Yin-Yang, yang memperlihatkan sifat-sifat panas, hangat, dingin, sejuk atau rasa pedas, manis, masam, pahit atau asin. Obat-obat ini bersifat turun-temurun, dan setelah diadakan penelitian ilmiah ramuan-ramuan itu digunakan dengan lebih terarah.
Misalnya, untuk gangguan lambung: jahe (Zingiber officinale); pernapasan: bawang putih (Allium sativum); encok: seledri (Apium graveolens); kandung kemih dan prostat: peterseli (Apium petroselinum); kencing batu: rambut jagung.
Penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan atas tanaman-tanaman obat bahan obat tradisional ini menunjukkan hasil-hasil positif. Misalnya, bawang putih untuk menurunkan kadar kolesterol; seledri untuk menurunkan tekanan darah tinggi; daun salam untuk diabetes; antanan gede/pegagan (Centella asiatica) untuk varietas, penghalus kulit, dan sebagainya; daun jambu klutuk untuk disentri dan diare. Herbalism History - Mengenal Paham Herbalisme.