niadi.net - Rasanya kepengen banget deh kayak Nadine Chandrawinata atau Hamish yang jalan-jalan sampai ujung timur Indonesia di My Trip My Adventure, bisa menjelajah ke Kepulauan Misool di Raja Ampat sana, mengelilingi indahnya banyak pulau di negeri kita tercinta ini.
So, ketika kita tak bisa menikmati keindahan yang jauh disana, dan jua memerlukan budget yang indah pula untuk menggapainya. Ada alternatif untuk kita nikmati sebagai penawar, dan pastinya hemat biaya jadi salah satunya alasannya, yaitu dengan memakai moda transportasi Sepeda.
Di Kota Jogja para pengguna sepeda cukup lumayan banyak bersanding dengan pengguna kendaraan bermotor lainnya. Nah, artikel ini akan menyajikan gaya travelling with low budget yang nggak kalah seru dengan petualangan ke Raja Ampat. Walau nggak punya bujet melimpah buat jalan-jalan, tetap bisa kok touring dengan naik sepeda!
Ada banyak rute touring yang bisa ditempuh dengan sepeda. Salah satunya rute bersepeda di dalam kota. Buat anak kuliahan di Jogja cicipin yuk nyepeda sambil menelurusi jejak historis di Kota Pelajar ini. Siapin Go Pro sama sepeda dan rasakan sensasinya!
Mulai dari titik utara kota, Tugu berwarna putih ini dulu menjadi penanda kota Yogyakarta. Tugu Jogja yang kemudian menjadi ikon kota pelajar ini jadi tempat yang paling wajib didatangi para turis terutama malam hari karena pemandangannya ciamik buat jadi latar belakang foto. Tugu ini aslinya bernama Tugu Pal Putih. Sebelum berbentuk sekarang ini, dulu tugu ini hanya polos berwarna putih dan menjulang sampai 25 meter tinggi dengan bentuk silinder.
Namun, pada tahun 1867 tugu ini roboh karena gempa bumi hebat yang terjadi saat itu. Setelah itu, pemerintah Hindia-Belanda membangun kembali dengan bentuk seperti yang kita kenal seperti saat ini yaitu berbentu segi empat.
Selain sebagai simbol kota, bagi masyarakat kuno dari Jogja menganggap Tugu sebagai simbol ke-esaan Tuhan. Tugu ini berdiri gagah di tengah jalan dengan latar belakang Gunung Merapi membuat pemandangan semakin bagus.
Sebagai titik permulaan rute, kita bisa bersepeda ke arah selatan melewati Jl. Pangeran Mangkubumi. Jangan lupa untuk ambil jalan yang aman di sebelah kiri atau kanan. Disepanjang jalan ini kalian juga bisa mampir untuk mencicipi es krim legendaris. Tip Top nama tokonya, yang berada tak begitu jauh dari Tugu loh!
Bersepeda ke selatan dari tugu, kita akan melalui Jalan Malioboro yang ramai. Kawasan Malioboro bisa dibilang sama seperti kawasan turis Asakusa di Jepang atau Insadong di Korea Selatan. Kawasan jalan Malioboro terkenal dengan tempat untuk mendapatkan berbagai souvenir khas Jogja yang bisa jadi oleh-oleh. Bangunan berarsitektur kolonial juga tampak di kawasan ini.
Jika dibagian utara kawasan Malioboro lebih banyak dipenuhi oleh toko-toko komersil, maka pemandangan berbeda bisa dilihat pada bagian selatan dari jalan Malioboro. Di kanan kiri kita bisa melihat Gedung Agung yang merupakan Istana Presiden, Pasar Beringharjo yang menjual berbagai barang kebutuhan rumah tangga hingga kerajinan unik dengan harga murah, serta Benteng Vredeburg yang sering menjadi lokasi untuk film FTV Indonesia.
Bangunan bersejarah di kawasan Malioboro ini tidak bisa dilewatkan donk. Mampir sejenak untuk datang ke museum sekedar mengambil gambar. Disekitar Benteng Vredeburg juga bisa ditemui berbagai instalasi seni karya seniman Jogja loh!
Karena kawasan ini cukup ramai didatangi oleh para turis, kamu perlu sedikit berhati-hati melewati wilayah ini. Tak perlu mengayuh sepeda terburu-buru karena keramaian Malioboro layak mendapatkan apresiasi untuk dinikmati. Jika lelah, bisa juga mampir di warung angkringan yang berada di depan Gedung DPRD. Nasi kucing dan es teh dengan harga murah meriah cukup untuk mengenyangkan perut lapar.
Ambil lajur di sebelah kanan untuk bersepeda. Rasakan sensasi bersepeda di antara deretan becak dan andong. Seru!
Namun bila berkunjung saat tidak ada acara, masih banyak tempat yang bisa kamu kunjungi di dekat alun-alun utara seperti Museum Sonobudoyo atau toko souvenir Dagadu yang menjual pernik khas anak muda Jogjakarta.
Kawasan Kraton punya jejak sejarah dari abad ke-18 sehingga tak heran kalo disana kita akan menjumpai aneka ragam bangunan dengan arsitektur tradisional Jawa hingga bangunan kolonial. Kraton merupakan istana tempat tinggal raja Jogja, Sri Sultan Hamengku Buwono. Meski istana, tapi tempat ini terbuka buat siapa saja yang penasaran seperti apa sih tempat tinggal raja tinggal bayar karcis Rp. 3000,-. Yang tak kalah, seru tentu saja kita bisa mengunjungi Taman Sari yang dulu merupakan kastil tempat mandi para putra-putri kraton.
Kawasan Kraton Jogjakarta selain terdiri dari istana juga terdiri dari rumah-rumah ndalem pangeran, ada pula pasar ngasem yang kini juga menjadi tempat untuk pertunjukan kesenian masyarakat Jogja. Rasanya pasti asik menyusuri lorong-lorong sempit jalanan di kawasan Kraton ini dengan sepeda. Kita seperti menaiki mesin waktu merasakan suasana tradisi Jawa yang masih kental.
Rehat sejenak, sebaiknya kita mampir ke pusat keramaian yang juga merupakan halaman belakang dari Kraton Yogyakarta. Sambil minum wedang ronde (minuman khas Jawa dari jahe), kita bisa menikmati suasana alun-alun dengan dua beringin kembarnya yang terkenal itu. Di Alun-Alun Kidul ini dahulunya merupakan tempat raja untuk melihat pertunjukan tarung binatang pada masa Jawa Kuno. Binatang yang biasanya ditarungkan adalah harimau.
Di dekat halaman Alun-Alun Kidul ada sebuah tempat yang dinamakan Kandang Gajah. Memang dulu disitu terdapat hewan gajah yang jadi binatang peliharaan Kraton. Sekarang ini tentu sudah berbeda. Alun-Alun Kidul kini ramai sebagai tempat dengan aneka wahana atraksi seperti sepeda lampu atau kereta kelinci. Sambil menikmati pemandangan malam dengan lampu kerlap-kerlipnya, tak ada salahnya kita berhenti sejenak sembari minum ronde.
Jika diamati baik-baik, titik wisata yang dijelajahi tadi berada dalam satu garis sejajar yang membujur dari utara ke selatan. Rupa-rupanya kelima titik itu merupakan simbol garis imajiner dari kota Jogja. Konon katanya, garis ini yang menjadi penyangga kekuatan Kota Yogyakarta. Boleh percaya boleh enggak sih, tapi yang jelas yang dulu merancang kota pasti tidak dibangun sembarang.
Menarik bukan? Petualangan bersepeda ini tak kalah seru dengan petualang ala Nadine deh. Bikin jadwal liburan kamu dari sekarang dan selamat datang di Yogyakarta.
So, ketika kita tak bisa menikmati keindahan yang jauh disana, dan jua memerlukan budget yang indah pula untuk menggapainya. Ada alternatif untuk kita nikmati sebagai penawar, dan pastinya hemat biaya jadi salah satunya alasannya, yaitu dengan memakai moda transportasi Sepeda.
Di Kota Jogja para pengguna sepeda cukup lumayan banyak bersanding dengan pengguna kendaraan bermotor lainnya. Nah, artikel ini akan menyajikan gaya travelling with low budget yang nggak kalah seru dengan petualangan ke Raja Ampat. Walau nggak punya bujet melimpah buat jalan-jalan, tetap bisa kok touring dengan naik sepeda!
Ada banyak rute touring yang bisa ditempuh dengan sepeda. Salah satunya rute bersepeda di dalam kota. Buat anak kuliahan di Jogja cicipin yuk nyepeda sambil menelurusi jejak historis di Kota Pelajar ini. Siapin Go Pro sama sepeda dan rasakan sensasinya!
1. Tugu Jogja
Mulai dari titik utara kota, Tugu berwarna putih ini dulu menjadi penanda kota Yogyakarta. Tugu Jogja yang kemudian menjadi ikon kota pelajar ini jadi tempat yang paling wajib didatangi para turis terutama malam hari karena pemandangannya ciamik buat jadi latar belakang foto. Tugu ini aslinya bernama Tugu Pal Putih. Sebelum berbentuk sekarang ini, dulu tugu ini hanya polos berwarna putih dan menjulang sampai 25 meter tinggi dengan bentuk silinder.
Namun, pada tahun 1867 tugu ini roboh karena gempa bumi hebat yang terjadi saat itu. Setelah itu, pemerintah Hindia-Belanda membangun kembali dengan bentuk seperti yang kita kenal seperti saat ini yaitu berbentu segi empat.
Selain sebagai simbol kota, bagi masyarakat kuno dari Jogja menganggap Tugu sebagai simbol ke-esaan Tuhan. Tugu ini berdiri gagah di tengah jalan dengan latar belakang Gunung Merapi membuat pemandangan semakin bagus.
Sebagai titik permulaan rute, kita bisa bersepeda ke arah selatan melewati Jl. Pangeran Mangkubumi. Jangan lupa untuk ambil jalan yang aman di sebelah kiri atau kanan. Disepanjang jalan ini kalian juga bisa mampir untuk mencicipi es krim legendaris. Tip Top nama tokonya, yang berada tak begitu jauh dari Tugu loh!
2. Jalan Malioboro
Bersepeda ke selatan dari tugu, kita akan melalui Jalan Malioboro yang ramai. Kawasan Malioboro bisa dibilang sama seperti kawasan turis Asakusa di Jepang atau Insadong di Korea Selatan. Kawasan jalan Malioboro terkenal dengan tempat untuk mendapatkan berbagai souvenir khas Jogja yang bisa jadi oleh-oleh. Bangunan berarsitektur kolonial juga tampak di kawasan ini.
Jika dibagian utara kawasan Malioboro lebih banyak dipenuhi oleh toko-toko komersil, maka pemandangan berbeda bisa dilihat pada bagian selatan dari jalan Malioboro. Di kanan kiri kita bisa melihat Gedung Agung yang merupakan Istana Presiden, Pasar Beringharjo yang menjual berbagai barang kebutuhan rumah tangga hingga kerajinan unik dengan harga murah, serta Benteng Vredeburg yang sering menjadi lokasi untuk film FTV Indonesia.
Bangunan bersejarah di kawasan Malioboro ini tidak bisa dilewatkan donk. Mampir sejenak untuk datang ke museum sekedar mengambil gambar. Disekitar Benteng Vredeburg juga bisa ditemui berbagai instalasi seni karya seniman Jogja loh!
Karena kawasan ini cukup ramai didatangi oleh para turis, kamu perlu sedikit berhati-hati melewati wilayah ini. Tak perlu mengayuh sepeda terburu-buru karena keramaian Malioboro layak mendapatkan apresiasi untuk dinikmati. Jika lelah, bisa juga mampir di warung angkringan yang berada di depan Gedung DPRD. Nasi kucing dan es teh dengan harga murah meriah cukup untuk mengenyangkan perut lapar.
Ambil lajur di sebelah kanan untuk bersepeda. Rasakan sensasi bersepeda di antara deretan becak dan andong. Seru!
3. Pasar Sekaten Alun-alun Utara
Bisa dibilang tempat ini merupakan halaman depan dari istana Kraton Yogyakarta. Tempat ini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang sejak kraton didirikan. Di jamannya, alun-alun menjadi tempat pertemuan antara Sultan dan rakyat sehingga banyak acara kebudayaan digelar ditempat ini. Alun-alun utara biasa digunakan sebagai tempat Sholad Ied ketika lebaran hingga Pasar Malam Sekaten sebulan menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad. Nggak boleh ketinggalan deh kalo ada Pasar Malam Sekaten karena kita bisa berburu baju-baju impor dengan harga miring sambil menikmati berbagai wahana atraksi lokal!Namun bila berkunjung saat tidak ada acara, masih banyak tempat yang bisa kamu kunjungi di dekat alun-alun utara seperti Museum Sonobudoyo atau toko souvenir Dagadu yang menjual pernik khas anak muda Jogjakarta.
4. Kraton Yogyakarta
Kawasan Kraton punya jejak sejarah dari abad ke-18 sehingga tak heran kalo disana kita akan menjumpai aneka ragam bangunan dengan arsitektur tradisional Jawa hingga bangunan kolonial. Kraton merupakan istana tempat tinggal raja Jogja, Sri Sultan Hamengku Buwono. Meski istana, tapi tempat ini terbuka buat siapa saja yang penasaran seperti apa sih tempat tinggal raja tinggal bayar karcis Rp. 3000,-. Yang tak kalah, seru tentu saja kita bisa mengunjungi Taman Sari yang dulu merupakan kastil tempat mandi para putra-putri kraton.
Kawasan Kraton Jogjakarta selain terdiri dari istana juga terdiri dari rumah-rumah ndalem pangeran, ada pula pasar ngasem yang kini juga menjadi tempat untuk pertunjukan kesenian masyarakat Jogja. Rasanya pasti asik menyusuri lorong-lorong sempit jalanan di kawasan Kraton ini dengan sepeda. Kita seperti menaiki mesin waktu merasakan suasana tradisi Jawa yang masih kental.
5. Alun-Alun Kidul
Rehat sejenak, sebaiknya kita mampir ke pusat keramaian yang juga merupakan halaman belakang dari Kraton Yogyakarta. Sambil minum wedang ronde (minuman khas Jawa dari jahe), kita bisa menikmati suasana alun-alun dengan dua beringin kembarnya yang terkenal itu. Di Alun-Alun Kidul ini dahulunya merupakan tempat raja untuk melihat pertunjukan tarung binatang pada masa Jawa Kuno. Binatang yang biasanya ditarungkan adalah harimau.
Di dekat halaman Alun-Alun Kidul ada sebuah tempat yang dinamakan Kandang Gajah. Memang dulu disitu terdapat hewan gajah yang jadi binatang peliharaan Kraton. Sekarang ini tentu sudah berbeda. Alun-Alun Kidul kini ramai sebagai tempat dengan aneka wahana atraksi seperti sepeda lampu atau kereta kelinci. Sambil menikmati pemandangan malam dengan lampu kerlap-kerlipnya, tak ada salahnya kita berhenti sejenak sembari minum ronde.
6. Kandang Menjangan
Tidak susah untuk mencapai tempat ini, walaupun namanya terdengar asing. Keluar dari kompleks kraton melalui Plengkung Gading tinggal mengayuh sepeda ke arah selatan terus kita bisa mencapai tempat ini. Kandang Menjangan dulu merupakan sebuah bangunan yang dibangun oleh Kraton Yogyakarta sebagai tempat untuk beristirahat para pangeran kraton yang tengah berburu binatang. Tempat ini juga menjadi titik paling selatan dari Kota Yogyakarta kuno.Jika diamati baik-baik, titik wisata yang dijelajahi tadi berada dalam satu garis sejajar yang membujur dari utara ke selatan. Rupa-rupanya kelima titik itu merupakan simbol garis imajiner dari kota Jogja. Konon katanya, garis ini yang menjadi penyangga kekuatan Kota Yogyakarta. Boleh percaya boleh enggak sih, tapi yang jelas yang dulu merancang kota pasti tidak dibangun sembarang.
Menarik bukan? Petualangan bersepeda ini tak kalah seru dengan petualang ala Nadine deh. Bikin jadwal liburan kamu dari sekarang dan selamat datang di Yogyakarta.