niadi.net - Binatang memang tak memiliki akal pikiran, tapi bukan berarti mereka tak memiliki manfaat sama-sekali. Tuhan Yang Maha Esa sudah memberi anugerah masing-masing terhadap semua makhluknya.
Tanaman berperan besar dalam proses penyediaan oksigen, sumber makanan, penyaring suara, dan sebagainya. Begitu juga dengan hewan, yang memiliki instinct tajam.
Hewan dibekali "senjata" dan skill tertentu untuk melindungi diri dari semua pemangsanya. Cumi-cumi dengan "tinta hitamnya", cicak dengan "ekor putusnya", landak dengan "durinya", dsb.
Tapi tak hanya itu, hewan juga memiliki indera dan kemampuan khusus yang bisa dirasakan faedahnya oleh manusia.
Hewan-hewan berikut ini, misalnya. Mereka bisa menjadi "alarm" yang memberitahukan penyakit, bencana atau sumber bahaya lainnya. Hewan apa saja? Jom!
Membayangkan hewan yang satu ini saja, mungkin kita sudah menampangkan wajah jijik. Binatang pengerat ini memang dikenal kotor, jorok dan bau. Namun siapa sangka, kalau dilatih, tikus ini bisa menjadi ‘detektor’ keberadaan bom serta ranjau darat. Beberapa tikus lain, seperti yang berasal dari Afrika, bahkan bisa menjadi detektor penyakit tuberculosis melalui air ludah. Mereka bisa menjadi pengganti ketika seseorang tak bisa mengetesnya di laboratorium. Tak heran kalau tikus menjadi pilihan utama manakala tes dilakukan di area kumuh atau miskin.
Sebagian orang sering dibuat jengkel dengan hewan ini. Namun kalau digali lebih lanjut, ada manfaat besar yang bisa mereka persembahkan. Antenna-nya itu bisa membedakan mana sel yang berpotensi kanker dan mana yang tidak. Kemampuan itu datang secara alami, tanpa pelatihan apapun. Karena itu, lalat buah mampu diajak berpartisipasi dalam upaya melawan kanker.
Di tahun 2013 kemarin, sekelompok burung di daerah Tennessee tiba-tiba memindahkan sarang mereka. Apa yang dilakukan memang dalam upaya mencari tempat berlindung yang lebih baik, sebab mereka sudah ‘mencium’ dari dini, ada bahaya badai yang sedang mengincar. Benar saja, cuaca buruk yang ada menyebabkan 80 tornado dan membunuh 35 orang. Dari kejadian itu, disimpulkan kalau sang burung bisa mendeteksi dari gelombang infrasoniknya. Mereka pun bisa bermanfaat sebagai ‘peringatan dini’ akan bencana ini.
Kucing sudah memiliki penggemar tersendiri. Mereka manis dan menggemaskan. Selain itu, mereka juga menyimpan kemampuan tersendiri yang berkaitan dengan gempa bumi. Di tahun 2011, studi di Jepang membuktikan bagaimana kucing dan bencana gempa saling berkaitan. Jika bahaya itu hendak datang, kucing bisa bertingkah laku aneh. Mereka terlihat sangat gugup serta ketakutan.
Di tahun 1995, penelitian sempat dilakukan oleh NASA. Mereka menganalisis kemampuan hewan arachnid tersebut, yang ternyata bisa membantu manusia dalam upaya menguji toksisitas (zat beracun) kimia. Pola sarang laba-laba yang mereka bentuk memang tak sembarangan. Bahan kimia yang diberikan memengaruhi polanya.
Tak diragukan lagi, kita berutang banyak terhadap hewan yang satu ini. Entah susunya, dagingnya, kulitnya, dsb. Tak hanya itu, kita juga bisa mengandalkan sapi yang ternyata peka akan bahaya gempa. Di tahun 2011, Hiroyuki Yamauchi pernah mengadakan studi di Universitas National Tsing Hua. Hasilnya, produksi susu sapi menurun, tepatnya 7 hari sebelum bencana gempa mengguncang Jepang. Hal itu dikarenakan si hewan begitu peka. Ia merasakan benar ada sesuatu yang tidak beres yang akan datang.
Kenari boleh saja kecil dan nampak tak berdaya, tapi ia bisa menjadi sosok pahlawan juga. Burung ini rupanya mampu mendeteksi gas alami yang berbahaya, misalnya seperti gas metana. Kemampuan itu bahkan lebih cepat dari manusia. Mereka pun bisa jadi sistem atau alarm portable alami.
Hewan berbulu dan besar yang sering jadi ikon kartun, tapi sering juga dibicarakan akibat bahaya yang ditimbulkannya. Di luar itu, beruang ini mempunyai indera penciuman yang luar biasa tajam. Mereka bahkan bisa memanfaatkan indera itu dengan jangkauan jarak 18 mil. Skill alami ini dipercayai bisa membantu manusia ketika hendak mendeteksi kanker. Selain itu, berdasarkan tingkahnya, mereka juga diyakini bisa menunjukkan bahaya badai yang hendak datang.
Hiu sering digambarkan sebagai ikan yang mengerikan dan membahayakan. Namun keberadaan mereka tetap diperjuangkan agar lestari. Lebih lagi, hiu bisa peka terhadap perubahan temperatur lautan, yang menandakan akan terjadinya badai. Karena itu, pergerakan hiu kerap menjadi bahan monitoring sekaligus sistem peringatan dini.
Pada dasarnya kita menganggap kalau penguin hanyalah hewan liar dengan gaya berjalan yang khas. Ternyata hewan yang kerap jadi karakter film ini memiliki kemampuan lebih. Berdasarkan penelitian, pingun bisa dimanfaatkan sebagai indikator polusi udara. Tentu saja faedah itu sangat bermanfaat bagi umat manusia.
Lele menjadi salah-satu ikan yang paling populer. Usaha budidayanya banyak dipilih orang, sebab ikan tersebut cukup gencar dijadikan bahan makanan. Di Jepang sendiri, lele kerap dikaitkan dengan gempa bumi. Ternyata kepercayaan yang terdengar seperti mitos itu bisa dijelaskan secara ilmiah. Professor Naoki Yada dari Institut Teknologi Kanagawa menyatakan kalau ikan berkumis ini bisa peka kala gempa hendak tiba. Ada korelasi di antara aktivitas seismik serta tingkah sang ikan.
Peneliti di Monell Chemical Senses Center, Philadelphia, pernah mengungkapkan hasil studi yang cukup menarik. Ternyata tikus mampu mengetahui mana burung yang terjangkit avian flu. Ia mengenalinya lewat kotoran burung tersebut, dan hasilnya 90% akurat. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai fenomena ini, yang jelas peranan penting tersebut sangat bermanfaat untuk masa depan.
Sudah diketahui bersama kalau gajah itu bisa memberi tanda kedatangan gempa bumi atau tsunami. Mereka biasanya akan terlihat meratap dan bertingkah gelisah. Hal itu bisa dimafhumi, mengingat gajah mampu mendengar frekuensi lemah atau kecil. Dengan demikian, mereka bisa memprediksi kejadian buruk yang akan terjadi.
Gabriele Berberich dari Universitas Duisburg-Essen di Jerman mengadakan studi tentang semut selama 3 tahun lamanya. Terungkap, semut merah mampu menjadi sistem peringatan dini untuk bencana gempa bumi yang akan terjadi. Sebelum kejadian itu terjadi, semut langsung bereaksi akan perubahan elektromagnetik bumi serta emisi karbondioksidanya.
Hewan molluska sering dimanfaatkan manusia sebagai bahan penganan. Tapi jika diperhatikan lebih, ternyata peranannya tidak terbatas pada kuliner belaka. Lebih dari itu. Penyebaran mereka mampu menyerap gas-gas tertentu yang menyebabkan polusi. Hewan invertebrata ini juga sering digunakan untuk mengawasi perubahan lingkungan atau pun polusi yang terjadi di lautan.
Para seismologist di Tiongkok rata-rata menggunakan kodok sebagai bahan analisis. Hewan tersebut diyakini mampu memprediksi gempa bumi. Makhluk amfibi ini memang mampu merasakan prekursor gempa. Misalnya merasakan adanya perubahan kimia pada air tanah, serta peka juga terhadap pelepasan ion dari bebatuan di dalam yang tertekan.
Lumba-lumba menjadi satu dari sekian banyak hewan yang akrab dengan manusia. Mereka bahkan dikenal sebagai ‘pahlawan’ yang mampu menyelamatkan perenang dari serangan hiu atau dari bahaya tenggelam. Tak hanya itu, Angkatan Laut AS juga memanfaatkannya sebagai detektor bahan-bahan tambang. Mereka pun bisa sigap bertindak manakala ada bahan yang di dasar lautan atau yang menempel ke kapal.
Seorang direktur biro gempang di Nanning, bernama Jiang Weisong, menyatakan kalau getaran sensitive ular bisa dibaca sebagai alamat gempa. Ular bisa menyampaikan prediksinya dengan tingkah laku licin tak menentu, ada juga yang menubruk-nubrukkan badannya ke tembok. Dengan demikian, bukan hal aneh kalau orang-orang Tiongkok memanfaatkan peranan hewan melata ini sebagai sistem deteksi dini.
Tak diragukan lagi, madu memang menjadi sesuatu yang sangat berfaedah bagi umat manusia. Baik mentahan atau olahannya. Namun di luar semua itu, lebah madu juga mampu mendeteksi adanya jejak dari bahan kimia. Hewan berdengung ini berpotensi memberi manfaat lebih, misal sebagai detector bom atau scanner dari penyakit kanker.
Bicara tentang hewan yang sangat dekat dengan manusia, anjing menjadi salah-satu yang selalu masuk. Tak hanya sebagai hewan peliharaan atau mungkin sahabat, anjing juga bisa dimanfaatkan untuk urusan lain.
Ia dikenal memiliki skill dan indera penciuman yang sangat tajam. Karena itu, penciumannya bahkan bisa mengendus penyakit seperti diabetes. Beberapa studi bahkan menyatakan kalau anjing mampu mendeteksi kanker juga, dan 90% hasilnya sesuai.
Kemampuan mendeteksi bahaya, penyakit atau bencana yang dimiliki oleh hewan-hewan ini memang mengagumkan. Manusia mesti memakai alat atau melakukan research untuk melakukannya, sementara mereka memang sudah dianugerahi secara alami. Untuk itu, harus menjadi kesadaran kita sendiri untuk tetap melindungi dan menjaga kelestarianya.
Tanaman berperan besar dalam proses penyediaan oksigen, sumber makanan, penyaring suara, dan sebagainya. Begitu juga dengan hewan, yang memiliki instinct tajam.
Hewan dibekali "senjata" dan skill tertentu untuk melindungi diri dari semua pemangsanya. Cumi-cumi dengan "tinta hitamnya", cicak dengan "ekor putusnya", landak dengan "durinya", dsb.
Tapi tak hanya itu, hewan juga memiliki indera dan kemampuan khusus yang bisa dirasakan faedahnya oleh manusia.
Hewan-hewan berikut ini, misalnya. Mereka bisa menjadi "alarm" yang memberitahukan penyakit, bencana atau sumber bahaya lainnya. Hewan apa saja? Jom!
20. Tikus Got/Tikus Besar
Membayangkan hewan yang satu ini saja, mungkin kita sudah menampangkan wajah jijik. Binatang pengerat ini memang dikenal kotor, jorok dan bau. Namun siapa sangka, kalau dilatih, tikus ini bisa menjadi ‘detektor’ keberadaan bom serta ranjau darat. Beberapa tikus lain, seperti yang berasal dari Afrika, bahkan bisa menjadi detektor penyakit tuberculosis melalui air ludah. Mereka bisa menjadi pengganti ketika seseorang tak bisa mengetesnya di laboratorium. Tak heran kalau tikus menjadi pilihan utama manakala tes dilakukan di area kumuh atau miskin.
19. Lalat Buah
Sebagian orang sering dibuat jengkel dengan hewan ini. Namun kalau digali lebih lanjut, ada manfaat besar yang bisa mereka persembahkan. Antenna-nya itu bisa membedakan mana sel yang berpotensi kanker dan mana yang tidak. Kemampuan itu datang secara alami, tanpa pelatihan apapun. Karena itu, lalat buah mampu diajak berpartisipasi dalam upaya melawan kanker.
18. Burung Warblers Bersayap Emas
Di tahun 2013 kemarin, sekelompok burung di daerah Tennessee tiba-tiba memindahkan sarang mereka. Apa yang dilakukan memang dalam upaya mencari tempat berlindung yang lebih baik, sebab mereka sudah ‘mencium’ dari dini, ada bahaya badai yang sedang mengincar. Benar saja, cuaca buruk yang ada menyebabkan 80 tornado dan membunuh 35 orang. Dari kejadian itu, disimpulkan kalau sang burung bisa mendeteksi dari gelombang infrasoniknya. Mereka pun bisa bermanfaat sebagai ‘peringatan dini’ akan bencana ini.
17. Kucing
Kucing sudah memiliki penggemar tersendiri. Mereka manis dan menggemaskan. Selain itu, mereka juga menyimpan kemampuan tersendiri yang berkaitan dengan gempa bumi. Di tahun 2011, studi di Jepang membuktikan bagaimana kucing dan bencana gempa saling berkaitan. Jika bahaya itu hendak datang, kucing bisa bertingkah laku aneh. Mereka terlihat sangat gugup serta ketakutan.
16. Laba-laba
Di tahun 1995, penelitian sempat dilakukan oleh NASA. Mereka menganalisis kemampuan hewan arachnid tersebut, yang ternyata bisa membantu manusia dalam upaya menguji toksisitas (zat beracun) kimia. Pola sarang laba-laba yang mereka bentuk memang tak sembarangan. Bahan kimia yang diberikan memengaruhi polanya.
15. Sapi
Tak diragukan lagi, kita berutang banyak terhadap hewan yang satu ini. Entah susunya, dagingnya, kulitnya, dsb. Tak hanya itu, kita juga bisa mengandalkan sapi yang ternyata peka akan bahaya gempa. Di tahun 2011, Hiroyuki Yamauchi pernah mengadakan studi di Universitas National Tsing Hua. Hasilnya, produksi susu sapi menurun, tepatnya 7 hari sebelum bencana gempa mengguncang Jepang. Hal itu dikarenakan si hewan begitu peka. Ia merasakan benar ada sesuatu yang tidak beres yang akan datang.
14. Burung Kenari
Kenari boleh saja kecil dan nampak tak berdaya, tapi ia bisa menjadi sosok pahlawan juga. Burung ini rupanya mampu mendeteksi gas alami yang berbahaya, misalnya seperti gas metana. Kemampuan itu bahkan lebih cepat dari manusia. Mereka pun bisa jadi sistem atau alarm portable alami.
13. Beruang Grizzly
Hewan berbulu dan besar yang sering jadi ikon kartun, tapi sering juga dibicarakan akibat bahaya yang ditimbulkannya. Di luar itu, beruang ini mempunyai indera penciuman yang luar biasa tajam. Mereka bahkan bisa memanfaatkan indera itu dengan jangkauan jarak 18 mil. Skill alami ini dipercayai bisa membantu manusia ketika hendak mendeteksi kanker. Selain itu, berdasarkan tingkahnya, mereka juga diyakini bisa menunjukkan bahaya badai yang hendak datang.
12. Ikan Hiu
Hiu sering digambarkan sebagai ikan yang mengerikan dan membahayakan. Namun keberadaan mereka tetap diperjuangkan agar lestari. Lebih lagi, hiu bisa peka terhadap perubahan temperatur lautan, yang menandakan akan terjadinya badai. Karena itu, pergerakan hiu kerap menjadi bahan monitoring sekaligus sistem peringatan dini.
11. Pinguin
Pada dasarnya kita menganggap kalau penguin hanyalah hewan liar dengan gaya berjalan yang khas. Ternyata hewan yang kerap jadi karakter film ini memiliki kemampuan lebih. Berdasarkan penelitian, pingun bisa dimanfaatkan sebagai indikator polusi udara. Tentu saja faedah itu sangat bermanfaat bagi umat manusia.
10. Ikan Lele
Lele menjadi salah-satu ikan yang paling populer. Usaha budidayanya banyak dipilih orang, sebab ikan tersebut cukup gencar dijadikan bahan makanan. Di Jepang sendiri, lele kerap dikaitkan dengan gempa bumi. Ternyata kepercayaan yang terdengar seperti mitos itu bisa dijelaskan secara ilmiah. Professor Naoki Yada dari Institut Teknologi Kanagawa menyatakan kalau ikan berkumis ini bisa peka kala gempa hendak tiba. Ada korelasi di antara aktivitas seismik serta tingkah sang ikan.
9. Tikus
Peneliti di Monell Chemical Senses Center, Philadelphia, pernah mengungkapkan hasil studi yang cukup menarik. Ternyata tikus mampu mengetahui mana burung yang terjangkit avian flu. Ia mengenalinya lewat kotoran burung tersebut, dan hasilnya 90% akurat. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai fenomena ini, yang jelas peranan penting tersebut sangat bermanfaat untuk masa depan.
8. Gajah
Sudah diketahui bersama kalau gajah itu bisa memberi tanda kedatangan gempa bumi atau tsunami. Mereka biasanya akan terlihat meratap dan bertingkah gelisah. Hal itu bisa dimafhumi, mengingat gajah mampu mendengar frekuensi lemah atau kecil. Dengan demikian, mereka bisa memprediksi kejadian buruk yang akan terjadi.
7. Semut
Gabriele Berberich dari Universitas Duisburg-Essen di Jerman mengadakan studi tentang semut selama 3 tahun lamanya. Terungkap, semut merah mampu menjadi sistem peringatan dini untuk bencana gempa bumi yang akan terjadi. Sebelum kejadian itu terjadi, semut langsung bereaksi akan perubahan elektromagnetik bumi serta emisi karbondioksidanya.
6. Molluska
Hewan molluska sering dimanfaatkan manusia sebagai bahan penganan. Tapi jika diperhatikan lebih, ternyata peranannya tidak terbatas pada kuliner belaka. Lebih dari itu. Penyebaran mereka mampu menyerap gas-gas tertentu yang menyebabkan polusi. Hewan invertebrata ini juga sering digunakan untuk mengawasi perubahan lingkungan atau pun polusi yang terjadi di lautan.
5. Kodok
Para seismologist di Tiongkok rata-rata menggunakan kodok sebagai bahan analisis. Hewan tersebut diyakini mampu memprediksi gempa bumi. Makhluk amfibi ini memang mampu merasakan prekursor gempa. Misalnya merasakan adanya perubahan kimia pada air tanah, serta peka juga terhadap pelepasan ion dari bebatuan di dalam yang tertekan.
4. Lumba-lumba
Lumba-lumba menjadi satu dari sekian banyak hewan yang akrab dengan manusia. Mereka bahkan dikenal sebagai ‘pahlawan’ yang mampu menyelamatkan perenang dari serangan hiu atau dari bahaya tenggelam. Tak hanya itu, Angkatan Laut AS juga memanfaatkannya sebagai detektor bahan-bahan tambang. Mereka pun bisa sigap bertindak manakala ada bahan yang di dasar lautan atau yang menempel ke kapal.
3. Ular
Seorang direktur biro gempang di Nanning, bernama Jiang Weisong, menyatakan kalau getaran sensitive ular bisa dibaca sebagai alamat gempa. Ular bisa menyampaikan prediksinya dengan tingkah laku licin tak menentu, ada juga yang menubruk-nubrukkan badannya ke tembok. Dengan demikian, bukan hal aneh kalau orang-orang Tiongkok memanfaatkan peranan hewan melata ini sebagai sistem deteksi dini.
2. Lebah Madu
Tak diragukan lagi, madu memang menjadi sesuatu yang sangat berfaedah bagi umat manusia. Baik mentahan atau olahannya. Namun di luar semua itu, lebah madu juga mampu mendeteksi adanya jejak dari bahan kimia. Hewan berdengung ini berpotensi memberi manfaat lebih, misal sebagai detector bom atau scanner dari penyakit kanker.
1. Anjing
Bicara tentang hewan yang sangat dekat dengan manusia, anjing menjadi salah-satu yang selalu masuk. Tak hanya sebagai hewan peliharaan atau mungkin sahabat, anjing juga bisa dimanfaatkan untuk urusan lain.
Ia dikenal memiliki skill dan indera penciuman yang sangat tajam. Karena itu, penciumannya bahkan bisa mengendus penyakit seperti diabetes. Beberapa studi bahkan menyatakan kalau anjing mampu mendeteksi kanker juga, dan 90% hasilnya sesuai.
Kemampuan mendeteksi bahaya, penyakit atau bencana yang dimiliki oleh hewan-hewan ini memang mengagumkan. Manusia mesti memakai alat atau melakukan research untuk melakukannya, sementara mereka memang sudah dianugerahi secara alami. Untuk itu, harus menjadi kesadaran kita sendiri untuk tetap melindungi dan menjaga kelestarianya.