niadi.net - Membuat produk berkualitas ekspor ternyata tidak harus padat modal dengan peralatan modern. Bawang goreng ekspor dihasilkan oleh peralatan sederhana di ruang kerja yang tidak begitu luas. Perajin di Kuningan menuturkan pengalamannya menghasilkan bawang goreng renyah kualitas ekspor.
Alat yang dibutuhkan untuk mengiris umbi dapat berupa pisau maupun alat pemotong khusus. Perusahaan skala besar umumnya menggunakan alat pemotong, agar kontinuitas produksi terjamin, dan ketebalan bawang bisa sama. "Setiap harinya kami bisa mengiris bawang segar 500kg," ungkap H. Nurochan, pemilik perusahaan bawang goreng "Mekar Wangi" di Kuningan - Cirebon.
Sementara skala rumah tangga yang menggunakan pisau, hanya mampu 20 kg/orang/hari. Alat lain yang diperlukan ialah penggorengan, serok dan tungku.
Bahan merah yang akan digunakan sebagai bahan baku utama ialah jenis bawang sumenep, yang telah kering. Yang baik, bawang telah kering. Yang baik, bawang yang kering jemuran 2-3 hari, karena warna bawang goreng akan lebih putih, tahan lama (bisa 1 tahun), dan baunya tidak menyengat. Selain bahan baku itu, dibutuhkan bahan pembantu berupa terigu, tepung tapioka, dan minyak goreng.
Menurut pengalaman perajinnya, agar bawang goreng yang dihasilkan berwarna menarik, sebaiknya digunakan minyak goreng yang bening. Minyak goreng itu juga harus berasal dari kelapa. Karena jika minyak goreng terbuat dari kelapa sawit, bawang gorengnya akan cepat berbau tengik, cepat berjamur, dan tidak tahan lama.
Ciri-ciri minyak seperti ini dapat dilihat saat menggoreng bawang "Minyak yang jelek seakan berkerak" tutur pa Haji.
Gunanya, agar kadar air yang terkandung di dalamnya berkurang, sehingga dapat mempercepat proses penggorengan. Selanjutnya, bawang dicuci bersih dengan air lalu tiriskan dan dilanjutkan dengan pengirisan.
Selesai itu, irisan bawang dicampur terigu, tepung tapioka. Dicampur tapioka, berfungsi sebagai pelekat dan terigunya menjadikan bawang goreng kuning dan kering serta tahan lama. Satu kuintal bawang yang telah dicampur dengan 5kg terigu dan 3,5kg tapioka, bisa langsung digoreng dengan api yang besar. Pada waktu menggoreng, jangan lupa melakukan pembalikan, agar kematangan merata dan warnanya seragam.
Langkah terakhir ialah pengeringan dan pendinginan. Pada proses ini digunakan kipas angin, agar bawang goreng yang sudah jadi bisa langsung dimasukkan dalam kantung plastik yang berisi bersih 20kg. Pembuatan bawang goreng memang mudah, tetapi menghasillkan produk yang bisa diekspor, tetap perlu kecermatan.
Alat yang dibutuhkan untuk mengiris umbi dapat berupa pisau maupun alat pemotong khusus. Perusahaan skala besar umumnya menggunakan alat pemotong, agar kontinuitas produksi terjamin, dan ketebalan bawang bisa sama. "Setiap harinya kami bisa mengiris bawang segar 500kg," ungkap H. Nurochan, pemilik perusahaan bawang goreng "Mekar Wangi" di Kuningan - Cirebon.
Sementara skala rumah tangga yang menggunakan pisau, hanya mampu 20 kg/orang/hari. Alat lain yang diperlukan ialah penggorengan, serok dan tungku.
Pemilihan Bahan Baku
Bahan merah yang akan digunakan sebagai bahan baku utama ialah jenis bawang sumenep, yang telah kering. Yang baik, bawang telah kering. Yang baik, bawang yang kering jemuran 2-3 hari, karena warna bawang goreng akan lebih putih, tahan lama (bisa 1 tahun), dan baunya tidak menyengat. Selain bahan baku itu, dibutuhkan bahan pembantu berupa terigu, tepung tapioka, dan minyak goreng.
Menurut pengalaman perajinnya, agar bawang goreng yang dihasilkan berwarna menarik, sebaiknya digunakan minyak goreng yang bening. Minyak goreng itu juga harus berasal dari kelapa. Karena jika minyak goreng terbuat dari kelapa sawit, bawang gorengnya akan cepat berbau tengik, cepat berjamur, dan tidak tahan lama.
Ciri-ciri minyak seperti ini dapat dilihat saat menggoreng bawang "Minyak yang jelek seakan berkerak" tutur pa Haji.
Proses Pembuatannya
Lapisan umbi terluar yang sudah mengering dikupas, lalu pangkal umbi dipotong. Pengupasan dilakukan dengan teliti dan hati-hati supaya tidak cacat. Bawang kupasan selanjutnya didiamkan sehari semalam di tempat yang tidak terkena sinar matahari.Gunanya, agar kadar air yang terkandung di dalamnya berkurang, sehingga dapat mempercepat proses penggorengan. Selanjutnya, bawang dicuci bersih dengan air lalu tiriskan dan dilanjutkan dengan pengirisan.
Selesai itu, irisan bawang dicampur terigu, tepung tapioka. Dicampur tapioka, berfungsi sebagai pelekat dan terigunya menjadikan bawang goreng kuning dan kering serta tahan lama. Satu kuintal bawang yang telah dicampur dengan 5kg terigu dan 3,5kg tapioka, bisa langsung digoreng dengan api yang besar. Pada waktu menggoreng, jangan lupa melakukan pembalikan, agar kematangan merata dan warnanya seragam.
Langkah terakhir ialah pengeringan dan pendinginan. Pada proses ini digunakan kipas angin, agar bawang goreng yang sudah jadi bisa langsung dimasukkan dalam kantung plastik yang berisi bersih 20kg. Pembuatan bawang goreng memang mudah, tetapi menghasillkan produk yang bisa diekspor, tetap perlu kecermatan.