niadi.net - Ludo, pernah main game papan ini? Apa malah kamu kesal karena tak mengerti cara mainnya?
Permainan papan asal India ini bisa dimainkan oleh 2 hingga 4 orang. Yang mana para pemainnya berlomba memajukan pion mereka untuk sampai ke tengah papan atau kandang. Berapa langkahnya ditentukan dengan perolehan dadu yang dilempar para pemain. Nah, yang lebih dulu memasukkan empat pionnya ke tengah atau kandanglah yang menang.
Permainan sederhana ini kadang juga membuat kesal. Karena pemain lawan bisa saja menyingkirkan pion kita yang hampir mencapai garis finish atau kandang. Yang mana hal itu membuat pion kembali ke garis awal. Meskipun begitu, Ludo tetap digemari dan menjadi teman yang baik untuk mengusir rasa bosan.
Namun, ternyata ada beberapa hal menarik dibalik permainan ini lho, guys. Mau tahu? Yuk, simak informasi berikut ini mengenai 5 fakta menarik dari Ludo yang mendunia hingga masuk ke dunia video game.
Permainan Ludo di India disebut juga dengan Pachisi. Namun, jauh sebelum itu permainan papan yang mirip Pachisi sudah sangat populer pada masa India kuno. Yang mana dikenal dengan nama Chaupar.
Chaupar terkenal dalam kisah epos Mahabharata. Karena dimainkan oleh Duryudana bersama sang paman, Sengkuni, untuk mengalahkan Yudistira. Demi merampas daerah kekuasaan Pandawa dan mempermalukan Drupadi.
Selain itu, permainan papan Chaupar juga ada dalam Rig Veda, buku 10, ayat 34; “gambler’s hymn”, yang memperingatkan betapa mengerikannya konsekuensi dari perjudian.
Namun, melansir dari Live History India, referensi awal dari game papan sudah ada sejak tahun 2500 SM. Hal ini karena ditemukannya dadu dan alat penghitung di penggalian situs Harappan.
Sementara itu untuk Pachisi, game ini dari segi teknis hampir sama dengan Chaupar. Hanya saja bermainnya tidak menggunakan dadu, melainkan cowry alias kerang. Pachisi ini biasanya dimainkan oleh orang-orang miskin demi mendapat keuntungan dari judi.
Permainan ini juga terkenal waktu tanah India berada dalam kekuasaan Kerajaan Mughal. Raja Akbar menyukai permainan ini. Bahkan mengutip dari Expedition Magazine, di halaman Istana Fatehpur Sikri ada sebuah papan besar untuk bermain Chaupar. Yang mana bidaknya adalah manusia alias budak raja.
Seperti yang terlansir dari Live History India, Karuna Sharma dari Universitas Negeri Georgia. Dalam studinya ‘A Visit to the Mughal Harem: Lives of Royal Women’ menuliskan; ada sisi politik dalam permainan papan ini. Yang mana di sini sang raja menilai kemampuan lawannya melalui cara mereka mengambil keputusan dalam permainan.
Seiring terus populernya, akhirnya permainan papan ini sampai juga di daratan Inggris. Hingga pada tahun 1860 perusahaan Jaques and Son memproduksi Pachisi pertama dengan nama Patchesi. Dengan membuatnya dalam bentuk permainan papan, bukan lagi beralas kain.
Namun, baru pada tahun 1896, Inggris mengubah nama Patchesi menjadi Ludo. Mereka pun mulai menyederhanakannya dengan mengurangi trek. Yang mana semula ada delapan kotak, kini tinggal enam. Juga hanya menggunakan satu dadu. Sehingga membuat Ludo menjadi permainan anak-anak, bukan sarana perjudian.
Menariknya, pada tahun 1950 Ludo kembali diekspor ke India dan menjadi alternatif dari permainan Pachisi.
Ketenaran Pachisi atau Ludo ternyata tak hanya berputar di Inggris dan India saja. Melansir dari The Big Game Hunter ada banyak negara yang menyukai permainan ini. Sehingga membuat versi mereka sendiri. Seperti Jerman yang menjadi game Der Weg zur Herberge dengan tema lomba seorang penjelajah menuju penginapannya.
Selain nama itu, game ini di Jerman sendiri memiliki banyak sebutan dan variasi lain. Misalnya “Fang den Hut” dan “Chinesenspiel” yang populer pada abad ke-19.
Sekarang mari beralih ke Amerika Serikat. Di sana Ludo lebih dulu terkenal dengan nama Parcheeasi. Game ini pertama kali ada di Negeri Paman Sam sejak tahun 1867. Sementara di Perancis, Pachisi mengusung tema pacuan kuda dengan nama Petits Chevaux sejak tahun 1900.
Kepopuleran permainan ini seolah tak ingin berhenti. Setelah terkenal hampir di seluruh dunia, Ludo juga merambah ke dunia digital. Tepatnya pada tahun 2016 lalu pengembang game asal India, Gametion Technologies Pvt Ltd, merilis Ludo King.
Ludo King dalam video game ini juga memiliki popularitas yang tak kalah saing dengan game tema action. Melansir dari The Print, Ludo King menjadi game pertama dari India yang mencapai 100 juta unduhan.
Selain menyajikan game papan yang sudah fenomenal di seluruh dunia, Ludo King juga memberikan sentuhan visual yang menarik. Hal ini terlihat dari banyaknya tema yang bisa dipilih oleh pemain. Mulai dari tema Mesir hingga dunia kutub yang hanya dihuni penguin.
Gameplay dari Ludo King juga bervariasi. Pemain bisa memilih bermain secara luring dengan melawan komputer atau secara daring dengan multi-pemain. Namun, jangan salah sangka bila game ini bisa menghasilkan uang, ya. Ini Cuma permainan bukan perjudian daring, guys.
Itulah 5 fakta menarik dari game Ludo yang mendunia hingga masuk dunia digital. Bahkan popularitasnya tak kalah saing dari game tema RPG.
Permainan papan asal India ini bisa dimainkan oleh 2 hingga 4 orang. Yang mana para pemainnya berlomba memajukan pion mereka untuk sampai ke tengah papan atau kandang. Berapa langkahnya ditentukan dengan perolehan dadu yang dilempar para pemain. Nah, yang lebih dulu memasukkan empat pionnya ke tengah atau kandanglah yang menang.
pixabay.com
Permainan sederhana ini kadang juga membuat kesal. Karena pemain lawan bisa saja menyingkirkan pion kita yang hampir mencapai garis finish atau kandang. Yang mana hal itu membuat pion kembali ke garis awal. Meskipun begitu, Ludo tetap digemari dan menjadi teman yang baik untuk mengusir rasa bosan.
Namun, ternyata ada beberapa hal menarik dibalik permainan ini lho, guys. Mau tahu? Yuk, simak informasi berikut ini mengenai 5 fakta menarik dari Ludo yang mendunia hingga masuk ke dunia video game.
1. Terkenal dengan nama chaupar
wikipedia.org
Permainan Ludo di India disebut juga dengan Pachisi. Namun, jauh sebelum itu permainan papan yang mirip Pachisi sudah sangat populer pada masa India kuno. Yang mana dikenal dengan nama Chaupar.
Chaupar terkenal dalam kisah epos Mahabharata. Karena dimainkan oleh Duryudana bersama sang paman, Sengkuni, untuk mengalahkan Yudistira. Demi merampas daerah kekuasaan Pandawa dan mempermalukan Drupadi.
Selain itu, permainan papan Chaupar juga ada dalam Rig Veda, buku 10, ayat 34; “gambler’s hymn”, yang memperingatkan betapa mengerikannya konsekuensi dari perjudian.
Namun, melansir dari Live History India, referensi awal dari game papan sudah ada sejak tahun 2500 SM. Hal ini karena ditemukannya dadu dan alat penghitung di penggalian situs Harappan.
Sementara itu untuk Pachisi, game ini dari segi teknis hampir sama dengan Chaupar. Hanya saja bermainnya tidak menggunakan dadu, melainkan cowry alias kerang. Pachisi ini biasanya dimainkan oleh orang-orang miskin demi mendapat keuntungan dari judi.
2. Permainan ini disukai oleh Raja Akbar dari Kerajaan Mughal
wikipedia.org
Permainan ini juga terkenal waktu tanah India berada dalam kekuasaan Kerajaan Mughal. Raja Akbar menyukai permainan ini. Bahkan mengutip dari Expedition Magazine, di halaman Istana Fatehpur Sikri ada sebuah papan besar untuk bermain Chaupar. Yang mana bidaknya adalah manusia alias budak raja.
Seperti yang terlansir dari Live History India, Karuna Sharma dari Universitas Negeri Georgia. Dalam studinya ‘A Visit to the Mughal Harem: Lives of Royal Women’ menuliskan; ada sisi politik dalam permainan papan ini. Yang mana di sini sang raja menilai kemampuan lawannya melalui cara mereka mengambil keputusan dalam permainan.
3. Nama Ludo berasal dari Inggris
wikipedia.org
Seiring terus populernya, akhirnya permainan papan ini sampai juga di daratan Inggris. Hingga pada tahun 1860 perusahaan Jaques and Son memproduksi Pachisi pertama dengan nama Patchesi. Dengan membuatnya dalam bentuk permainan papan, bukan lagi beralas kain.
Namun, baru pada tahun 1896, Inggris mengubah nama Patchesi menjadi Ludo. Mereka pun mulai menyederhanakannya dengan mengurangi trek. Yang mana semula ada delapan kotak, kini tinggal enam. Juga hanya menggunakan satu dadu. Sehingga membuat Ludo menjadi permainan anak-anak, bukan sarana perjudian.
Menariknya, pada tahun 1950 Ludo kembali diekspor ke India dan menjadi alternatif dari permainan Pachisi.
4. Memiliki banyak varian dan nama dari berbagai negara di dunia
thebiggamehunter.com
Ketenaran Pachisi atau Ludo ternyata tak hanya berputar di Inggris dan India saja. Melansir dari The Big Game Hunter ada banyak negara yang menyukai permainan ini. Sehingga membuat versi mereka sendiri. Seperti Jerman yang menjadi game Der Weg zur Herberge dengan tema lomba seorang penjelajah menuju penginapannya.
Selain nama itu, game ini di Jerman sendiri memiliki banyak sebutan dan variasi lain. Misalnya “Fang den Hut” dan “Chinesenspiel” yang populer pada abad ke-19.
Sekarang mari beralih ke Amerika Serikat. Di sana Ludo lebih dulu terkenal dengan nama Parcheeasi. Game ini pertama kali ada di Negeri Paman Sam sejak tahun 1867. Sementara di Perancis, Pachisi mengusung tema pacuan kuda dengan nama Petits Chevaux sejak tahun 1900.
5. Kepopuleran ludo juga sampai merambah dunia video game
ludoking.com
Kepopuleran permainan ini seolah tak ingin berhenti. Setelah terkenal hampir di seluruh dunia, Ludo juga merambah ke dunia digital. Tepatnya pada tahun 2016 lalu pengembang game asal India, Gametion Technologies Pvt Ltd, merilis Ludo King.
Ludo King dalam video game ini juga memiliki popularitas yang tak kalah saing dengan game tema action. Melansir dari The Print, Ludo King menjadi game pertama dari India yang mencapai 100 juta unduhan.
Selain menyajikan game papan yang sudah fenomenal di seluruh dunia, Ludo King juga memberikan sentuhan visual yang menarik. Hal ini terlihat dari banyaknya tema yang bisa dipilih oleh pemain. Mulai dari tema Mesir hingga dunia kutub yang hanya dihuni penguin.
Gameplay dari Ludo King juga bervariasi. Pemain bisa memilih bermain secara luring dengan melawan komputer atau secara daring dengan multi-pemain. Namun, jangan salah sangka bila game ini bisa menghasilkan uang, ya. Ini Cuma permainan bukan perjudian daring, guys.
Itulah 5 fakta menarik dari game Ludo yang mendunia hingga masuk dunia digital. Bahkan popularitasnya tak kalah saing dari game tema RPG.