Trending

Mi Yamin Kipas Khas Cirebon: Tradisional, Legendaris, dan Penuh Cerita

Mi Yamin Kipas Khas Cirebon: Tradisional, Legendaris, dan Penuh Cerita

niadi.net — Di Kota Cirebon, terdapat sajian mi yamin yang istimewa dan layak dicoba. Mi ini disiapkan secara tradisional oleh seorang pria berusia 72 tahun, yang tetap setia menggunakan arang sebagai bahan bakarnya.

Pak Tarsono, lebih dikenal sebagai Pak Doyok, adalah sosok di balik kuliner khas ini. Sejak usia 19 tahun, ia mulai menjual mi yamin, menjadikannya salah satu penjaja mi yamin tertua di daerah tersebut.

Dengan gerobak sederhana, ia membuka lapak di kawasan Jalan Bahagia, Kecamatan Lemahwungkuk, setiap hari.

Pak Tarsono memulai usahanya pada tahun 1972 setelah sebelumnya bekerja sebagai karyawan di warung mi yamin. Ia kemudian memutuskan membuka usaha sendiri, dan hingga kini, masih menggunakan arang untuk memasak mi, dibantu kipas tangan tradisional. Keunikan ini membuat dagangannya dikenal dengan nama Mi Yamin Kipas.

"Pernah pakai kompor gas, saat ada program dari pemerintah untuk mengganti kompor dengan kompor gas yang 3 kilo, tapi malah sepi," ujar Tarsono. Ia percaya, metode memasak tradisional ini menjaga cita rasa autentik mi yaminnya, yang sulit ditiru.

Proses Tradisional, Cita Rasa yang Tak Tertandingi

Proses memasak mi yamin dimulai dengan merebus mi bersama sayuran di atas api arang. Setelah matang, mi dicampur dengan bumbu khas seperti minyak dan kecap manis.

Mi ini kemudian disajikan bersama berbagai topping, seperti bakso, siomai, tahu, serta potongan daging ayam atau ikan. Tambahan kentang tumbuk memberikan sensasi unik dalam setiap suapan.

Rasa manis gurih mi berpadu sempurna dengan kelembutan topping, menciptakan pengalaman kuliner yang memuaskan. Bagi pecinta pedas, sambal dan saus bisa ditambahkan untuk memperkaya rasa.

Perjalanan Panjang dan Kisah Pelanggan Setia

Dalam 50 tahun lebih perjalanan usahanya, Pak Tarsono telah melayani berbagai generasi pelanggan. "Pelangganya banyak, ada yang dari kecil SMP sampai sekarang masih jadi langganan, mereka masih pada ingat," ungkapnya.

Meski demikian, penjualan saat ini tidak sepadat dulu. Jika di era 1990-an ia bisa menjual hingga 300 mangkuk sehari, kini rata-rata hanya sekitar 60-70 mangkuk. Dengan harga per mangkuk Rp 17.000, pendapatan hariannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Meski sering ditawari membuka cabang, Pak Tarsono memilih untuk tetap berjualan di tempat yang dekat dengan keluarganya. "Nggak ada niatan buka cabang, meski tawaran banyak sampai ada yang mau buka di Jakarta juga. Alasannya, yah nggak mau jauh-jauh dari keluarga, cukup di sini saja, kan enak deket," katanya.

Warisan Kuliner untuk Keluarga

Dibantu oleh salah satu anaknya sejak dua tahun terakhir, Pak Tarsono memastikan tradisi ini bisa dilanjutkan. Dengan usaha mi yamin ini, ia berhasil menyekolahkan keenam anaknya hingga tingkat SMA.

"Anaknya 6, sekolah semua sampai SMA. Alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tutupnya.

Mi Yamin Kipas Tarsono buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 16.30 WIB. Bagi Anda yang ingin mencicipi rasa tradisional ini, kunjungi gerobaknya di Jalan Bahagia, Kota Cirebon, dan nikmati sensasi mi yamin yang autentik, dibuat dengan cinta dan tradisi.

Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via WhatsApp atau Google News

Formulir Kontak