niadi.net — PDI Perjuangan akhirnya mengambil langkah besar dengan memutuskan keanggotaan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari partai.
Keputusan ini diumumkan pada Senin (16/12/2024), melalui pembacaan surat keputusan (SK) resmi oleh Komarudin Watubun, Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP.
Pemecatan ini tidak hanya menimpa Jokowi, tetapi juga anggota keluarganya yang berstatus kader PDIP, yakni Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, calon gubernur Sumatera Utara.
Surat Keputusan dan Dasar Pemecatan
Surat keputusan pemecatan Jokowi, yang ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada 14 Desember 2024, mencantumkan berbagai pelanggaran berat sebagai dasar tindakan ini.
Salah satu pelanggaran utama adalah penentangan terang-terangan terhadap keputusan partai dalam mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Selain itu, Jokowi dituduh menyalahgunakan posisinya sebagai Presiden untuk memengaruhi Mahkamah Konstitusi (MK), yang dianggap merusak sistem demokrasi, hukum, serta etika kehidupan bernegara.
"Serta telah menyalahgunakan kekuasaan untuk mengintervensi Mahkamah Konstitusi yang menjadi awal rusaknya sistem demokrasi, sistem hukum, dan sistem moral-etika kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan pelanggaran etik dan disiplin partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat," tulis PDIP dalam SK tersebut.
Pemecatan Gibran pun terkait erat dengan keputusan putra sulung Jokowi tersebut mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto melalui Koalisi Indonesia Maju.
Pencalonan ini dilakukan setelah MK mengubah syarat usia minimum calon presiden dan wakil presiden melalui putusan kontroversial yang diketok oleh Anwar Usman, Ketua MK yang juga ipar Jokowi.
Sementara itu, Bobby Nasution dinilai melanggar aturan partai karena mendukung pasangan Gibran-Prabowo dalam Pilpres 2024, alih-alih mendukung pasangan Ganjar-Mahfud seperti yang diinstruksikan PDIP.
Implikasi Pemecatan
Dengan keputusan ini, Jokowi, Gibran, dan Bobby tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga besar PDIP. Partai juga melarang mereka mengatasnamakan PDIP dalam aktivitas atau jabatan apapun.
Komarudin menegaskan, bahwa PDIP tidak lagi berhubungan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka (Jokowi, Gibran dan Bobby) setelah surat keputusan ini ditetapkan.
Lebih jauh, PDIP menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya menjaga integritas dan disiplin internal partai. Komarudin meminta seluruh kader untuk tetap solid dalam menyongsong tantangan politik ke depan.
Mengapa Keputusan Baru Diambil Sekarang?
Banyak pihak bertanya-tanya mengapa pemecatan ini diumumkan setelah Pemilu dan Pilkada 2024. Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk menghormati Jokowi sebagai Presiden yang masih menjabat hingga akhir masa baktinya.
Dalam keterangan tertulis alasan PDIP bru mengumumkan pemecatan Jokowi dan keluarganya, bahwa PDIP ingin memastikan bahwa martabat beliau sebagai kepala negara tetap terjaga selama masa jabatan.
Keputusan itu juga diambil setelah kontestasi politik selesai, agar tidak ada kesan bahwa kami bertindak karena ketidakmampuan bersaing dengan Gibran atau Bobby.
Menurut Deddy, PDIP juga ingin menghindari narasi negatif yang bisa mencoreng integritas partai. Keputusan ini, lanjutnya, adalah hasil dari evaluasi menyeluruh terhadap kader-kader yang melanggar aturan partai di seluruh Indonesia.
Proses Penegakan Disiplin Partai
PDIP menegaskan bahwa pemecatan ini merupakan upaya tegas dalam menegakkan aturan dan disiplin partai.
Dengan mengeluarkan Jokowi dan keluarganya setelah semua proses politik selesai, partai ingin menunjukkan bahwa keputusan tersebut murni berdasarkan pelanggaran yang terjadi, bukan atas dasar emosi atau persaingan politik.
Deddy melanjutkan, bahwasanya langkah yagn telah diambil PDIP ini adalah ketegasan untuk menjaga keutuhan nilai dan prinsip partai, dan untuk memastikan bahwa setiap kader memahami pentingnya mengikuti aturan yang telah ditetapkan partai.
Reaksi dan Dampak Keputusan
Pemecatan ini tentu menjadi babak baru dalam hubungan antara Jokowi dan PDIP, partai yang telah mengantarkan Jokowi hingga menjadi Presiden RI.
Keputusan ini juga menjadi momen refleksi bagi partai-partai politik lainnya tentang pentingnya menjaga integritas organisasi, terutama di tengah situasi politik yang semakin kompleks.
Sementara itu, publik menanti bagaimana langkah Jokowi, Gibran, dan Bobby dalam menghadapi keputusan ini, mengingat ketiganya memiliki peran besar dalam politik nasional.
Di sisi lain, PDIP menghadapi tantangan untuk memastikan soliditas internal tetap terjaga di tengah dinamika yang terjadi.
Dengan berbagai pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan ini, PDIP berharap dapat melangkah maju dengan lebih solid, tetap konsisten pada visi dan misi partai, serta menjaga kepercayaan masyarakat sebagai partai politik yang berintegritas.