niadi.net — Sepanjang tahun 2024, dunia menghadapi berbagai peristiwa terkait perubahan iklim yang memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan di Bumi.
Dari peningkatan suhu global yang lebih cepat dari prediksi, hingga ancaman terhadap ekosistem laut dan daratan, berbagai peristiwa ini menggarisbawahi betapa mendesaknya upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Berikut adalah rangkuman dari beberapa peristiwa penting terkait perubahan iklim yang terjadi pada tahun 2024:
1. Pemanasan Global yang Lebih Cepat dari Prediksi
Penelitian terbaru yang dirilis pada awal 2024 menyatakan bahwa Bumi akan mengalami peningkatan suhu hingga 2 derajat Celsius pada tahun 2030, satu dekade lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Studi ini didasarkan pada analisis kerangka organisme laut di Karibia, yang menunjukkan pola pemanasan yang lebih cepat.
Meskipun penelitian ini menuai kontroversi karena dianggap tidak mewakili tren global secara keseluruhan, temuan ini memperingatkan bahwa tindakan cepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi lebih mendesak dari sebelumnya.
2. Mencairnya Lapisan Es di Antarktika
Pada Februari 2024, luas lapisan es di Antarktika mencapai titik terendah yang pernah tercatat, yakni kurang dari 2 juta kilometer persegi.
Hilangnya lapisan es ini tidak hanya memengaruhi habitat satwa seperti penguin kaisar, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap iklim global.
Lapisan es yang mencair mengurangi kemampuan Bumi untuk memantulkan panas matahari, sehingga mempercepat pemanasan global. Kondisi ini semakin menegaskan perlunya langkah-langkah untuk melindungi kawasan kutub yang rentan.
3. Rotasi Bumi yang Melambat
Perubahan iklim tidak hanya memengaruhi atmosfer dan lautan, tetapi juga berdampak pada rotasi Bumi.
Penelitian berbasis kecerdasan buatan menunjukkan bahwa redistribusi massa air akibat mencairnya es kutub menyebabkan perlambatan rotasi Bumi.
Akibatnya, durasi hari sedikit bertambah, dan perubahan ini memiliki potensi mengacaukan sistem navigasi serta komunikasi global. Selain itu, pergeseran sumbu rotasi Bumi juga menjadi perhatian bagi para ilmuwan.
4. Sumber Baru Pemanasan Global
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Mei 2024 menemukan bahwa pengurangan emisi sulfur dioksida dari industri pelayaran secara tidak langsung mempercepat pemanasan global.
Partikel sulfur sebelumnya membantu memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Namun, setelah adanya aturan baru yang mengurangi emisi sulfur secara signifikan, efek pendinginan ini berkurang, sehingga suhu Bumi meningkat.
Penemuan ini menunjukkan kompleksitas dalam upaya mitigasi perubahan iklim, di mana tindakan untuk memperbaiki satu aspek dapat memengaruhi aspek lainnya.
5. Suhu Bumi Mencapai Rekor Tertinggi
Tahun 2024 menjadi salah satu tahun terpanas dalam sejarah. Suhu rata-rata global melampaui 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri untuk pertama kalinya.
Fenomena El Nino yang terjadi sepanjang tahun memperburuk situasi ini, meskipun penyebab utamanya tetap adalah aktivitas manusia dan emisi gas rumah kaca.
Kenaikan suhu ini memberikan dampak langsung pada cuaca ekstrem, seperti badai besar, kekeringan, dan banjir yang terjadi di berbagai wilayah.
6. Gangguan pada Arus Laut Samudra Atlantik
Arus utama di Samudra Atlantik, yang dikenal sebagai Meridional Overturning Circulation (AMOC), menunjukkan tanda-tanda melemah.
Arus ini berperan penting dalam mengatur iklim global dengan mengangkut panas dan nutrisi antara wilayah tropis dan kutub.
Melemahnya AMOC dapat menyebabkan gangguan besar pada pola cuaca di belahan Bumi utara, termasuk Eropa dan Amerika Utara, serta mempercepat perubahan iklim di wilayah tropis.
Penelitian lebih lanjut menegaskan bahwa pencairan es di Kutub Utara menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kerusakan ini.
7. Rekor Emisi Karbon Global
Emisi karbon dari bahan bakar fosil mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024, dengan jumlah total lebih dari 41 miliar ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer.
Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, mengindikasikan bahwa upaya global untuk mengurangi emisi belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Emisi yang terus meningkat ini semakin mendekatkan dunia pada ambang batas pemanasan 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
Dampak Cuaca Ekstrem
Perubahan iklim yang semakin nyata menyebabkan berbagai peristiwa cuaca ekstrem sepanjang tahun.
Di Spanyol, banjir besar melanda kawasan perkotaan dan pedesaan, menghancurkan infrastruktur dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Di sisi lain, badai besar di Florida membawa kerusakan parah pada kawasan pesisir, memperlihatkan kerentanan wilayah tersebut terhadap kenaikan permukaan laut dan intensifikasi badai tropis.
Cuaca ekstrem ini menjadi pengingat bahwa adaptasi terhadap perubahan iklim adalah kebutuhan mendesak, terutama bagi komunitas yang berada di garis depan dampak perubahan iklim.
Tahun 2024 menjadi pengingat kuat akan urgensi krisis iklim yang tengah dihadapi dunia. Berbagai peristiwa yang terjadi menunjukkan betapa luasnya dampak perubahan iklim terhadap sistem alam dan kehidupan manusia.
Dari percepatan pemanasan global hingga cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, dunia membutuhkan tindakan kolektif yang lebih tegas untuk menghadapi tantangan ini. Mitigasi dan adaptasi harus berjalan beriringan agar Bumi tetap layak huni bagi generasi mendatang.