
niadi.net — Perayaan Tahun Baru China atau yang sering disebut sebagai Imlek merupakan salah satu tradisi paling penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
Imlek menandai awal tahun baru dalam kalender Lunisolar, yaitu kalender tradisional China yang didasarkan pada siklus bulan dan matahari.
Dalam sistem kalender Masehi, Tahun Baru China biasanya jatuh antara tanggal 21 Januari hingga 20 Februari.
Asal Usul dan Sejarah Awal Perayaan Tahun Baru China
Sejarah perayaan Tahun Baru China telah berlangsung selama lebih dari 3.500 tahun. Namun, kapan tepatnya perayaan ini dimulai masih menjadi perdebatan karena tidak adanya catatan sejarah yang pasti.
Tradisi ini diyakini sudah ada sejak era Dinasti Shang (1600-1046 SM), di mana masyarakat melakukan ritual pengorbanan bagi para dewa dan leluhur sebagai bentuk penghormatan serta permohonan berkah untuk kehidupan yang lebih baik.
Pada masa itu, masyarakat kuno percaya bahwa leluhur serta dewa-dewa memiliki pengaruh besar terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, setiap akhir tahun atau pergantian musim, mereka mengadakan upacara pengorbanan
Konsep "tahun" sendiri baru muncul pada era Dinasti Zhou (1046-256 SM). Pada periode ini, ritual pengorbanan berkembang menjadi tradisi tahunan untuk memohon panen yang melimpah.
Legenda Monster Nian
Salah satu legenda terkenal yang berkaitan dengan asal-usul perayaan Imlek adalah kisah tentang monster Nian. Konon, makhluk ini muncul setiap akhir tahun untuk meneror penduduk desa dan memangsa manusia, terutama anak-anak.
Namun, masyarakat akhirnya menemukan cara untuk mengusir Nian, yaitu dengan menyalakan petasan, membunyikan genderang, serta menghias rumah dengan warna merah yang diyakini dapat menakutinya.
Sejak saat itu, masyarakat mulai melakukan berbagai ritual untuk mengusir roh jahat pada malam tahun baru, yang kemudian berkembang menjadi bagian dari perayaan Imlek.
Hingga kini, penggunaan petasan dan dominasi warna merah dalam dekorasi Imlek masih menjadi tradisi yang terus dilakukan sebagai simbol perlindungan dan keberuntungan.
Perkembangan Tradisi Tahun Baru China
Pada masa Dinasti Han (202 SM - 220 M), sistem kalender Lunisolar mulai digunakan secara resmi. Saat itu, hari pertama bulan pertama dalam kalender ini ditetapkan sebagai awal tahun baru, yang kini dikenal sebagai Tahun Baru China.
Tradisi yang sebelumnya hanya berupa upacara keagamaan kemudian berkembang menjadi perayaan yang lebih luas.
Di era Dinasti Wei dan Jin (220-420 M), kegiatan perayaan Imlek mulai melibatkan aktivitas sosial. Masyarakat tidak hanya melakukan ritual pemujaan, tetapi juga berkumpul bersama keluarga untuk menikmati makanan khas tahun baru.
Membersihkan rumah sebelum perayaan menjadi kebiasaan untuk mengusir energi buruk dan menyambut keberuntungan di tahun yang baru.
Pada masa Dinasti Tang (618-907), Dinasti Song (960-1279), hingga Dinasti Qing (1644-1912), perayaan Imlek semakin berkembang pesat. Berbagai hiburan seperti pertunjukan barongsai, tarian naga, serta festival lampion mulai diperkenalkan.
Ekonomi yang semakin makmur memungkinkan lebih banyak orang untuk ikut serta dalam kemeriahan Tahun Baru China, yang sebelumnya hanya bisa dirayakan oleh golongan tertentu.
Tradisi-tradisi khas Imlek seperti membagikan angpao (amplop merah berisi uang) sebagai simbol keberuntungan, makan malam bersama keluarga pada malam pergantian tahun, serta kunjungan ke sanak saudara semakin populer pada periode ini.
Perayaan yang dulunya bersifat religius berubah menjadi festival budaya yang meriah.
Imlek di Era Modern
Pada tahun 1912, ketika China beralih menggunakan kalender Gregorian atau kalender Masehi, pemerintah saat itu menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Meski begitu, masyarakat tetap merayakan Tahun Baru China sesuai dengan kalender tradisional.
Setelah tahun 1949, sebutan Imlek lebih sering diganti menjadi Festival Musim Semi. Pemerintah China memberikan jatah libur nasional selama tujuh hari agar masyarakat bisa merayakannya dengan keluarga.
Festival ini tetap menjadi perayaan terbesar di China, berlangsung selama dua minggu dengan berbagai tradisi yang terus dipertahankan.
Hingga kini, Tahun Baru China tidak hanya dirayakan di China, tetapi juga di berbagai negara dengan komunitas Tionghoa yang besar, termasuk Indonesia.
Meskipun mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu, Imlek tetap menjadi momen penting yang menghubungkan generasi masa kini dengan warisan budaya leluhur mereka.