Trending

DeepSeek: Ancaman Baru bagi ChatGPT yang Mengguncang Amerika

DeepSeek: Ancaman Baru bagi ChatGPT yang Mengguncang Amerika

niadi.net — Dunia kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat, dengan berbagai perusahaan teknologi berlomba-lomba menciptakan model AI yang lebih canggih. Selama ini, OpenAI dengan ChatGPT menjadi salah satu pemimpin di bidang ini.

Namun, kini muncul pesaing baru dari China yang mulai menarik perhatian dunia, termasuk Amerika Serikat. Pesaing tersebut adalah DeepSeek, model AI yang dikembangkan dengan pendekatan berbeda dan lebih efisien, sehingga membuat banyak pihak waspada terhadap kemampuannya.

Kemunculan DeepSeek sebagai Pesaing OpenAI

Sebagian besar pesaing OpenAI berasal dari perusahaan teknologi di Amerika Serikat, seperti Meta dengan model Llama 3.1 dan Anthropic dengan Claude-3.5.

Namun, kini persaingan menjadi lebih ketat dengan kehadiran DeepSeek, sebuah model AI dari China yang diklaim memiliki keunggulan di berbagai aspek.

DeepSeek memperkenalkan dua model AI utama, yakni DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1. Kedua model ini dikembangkan dengan tujuan yang berbeda, tetapi memiliki keunggulan yang membuatnya dapat bersaing dengan model AI lain di pasar global.

1. DeepSeek-V3

Dirancang untuk menangani berbagai tugas, mulai dari menjawab pertanyaan sehari-hari hingga menyelesaikan masalah kompleks yang melibatkan pemrosesan bahasa alami, matematika, dan logika. Model ini dianggap sebagai pesaing langsung GPT-4o.

2. DeepSeek-R1

Difokuskan pada efisiensi dan diklaim mampu bekerja lebih baik dibandingkan model AI lainnya dengan biaya yang lebih rendah. Model ini disebut dapat bersaing dengan o1 dari OpenAI.

Keunggulan DeepSeek dalam Pengujian Benchmark

Keunggulan DeepSeek dalam Pengujian Benchmark

Salah satu faktor yang membuat DeepSeek menarik perhatian dunia adalah kemampuannya dalam berbagai uji coba benchmark AI. Berdasarkan pengujian terhadap pemahaman konteks (DROP, 3-shot F1), DeepSeek-V3 mencetak 91,6 poin, mengungguli beberapa model AI terkemuka seperti:
- Llama 3.1: 88,7 poin
- Claude-3.5: 88,3 poin
- GPT-4o: 83,7 poin

Selain itu, dalam uji coba penyelesaian soal matematika tingkat internasional seperti AIME 2024, MATH-500, dan CNMO 2024, DeepSeek-V3 juga menunjukkan performa yang lebih baik dengan skor masing-masing 39,2, 90,2, dan 43,2 poin. Sebagai perbandingan, berikut skor model lain:
- Llama 3.1: 23,3, 73,8, 6,8 poin
- Claude-3.5: 16,0, 78,3, 13,1 poin
- GPT-4o: 9,3, 74,6, 10,8 poin

Keunggulan ini membuat banyak pihak mulai mempertanyakan apakah DeepSeek bisa menjadi ancaman serius bagi dominasi AI yang dikembangkan di Amerika.

DeepSeek: AI Efisien yang Mengkhawatirkan Amerika

Salah satu faktor utama yang membuat DeepSeek menjadi perbincangan adalah efisiensi dalam pengembangannya. Model AI ini hanya memerlukan waktu pelatihan sekitar dua bulan dengan biaya sekitar 6 juta dolar AS (sekitar Rp 97 miliar).

Sebagai perbandingan, OpenAI harus mengeluarkan 63 juta dolar AS (sekitar Rp 1 triliun) untuk melatih model GPT-4.

Keberhasilan China dalam menciptakan model AI yang lebih hemat biaya diduga berkaitan dengan pembatasan ekspor chip AI dari Amerika Serikat ke China. Sejak Amerika membatasi akses China terhadap chip AI canggih seperti Nvidia H100, perusahaan-perusahaan AI di China harus mencari cara lain agar tetap bisa bersaing.

Salah satu strategi yang digunakan adalah memanfaatkan chip dengan spesifikasi lebih rendah, seperti Nvidia H800, dan mengembangkan teknik pelatihan AI yang lebih hemat daya namun tetap berkinerja tinggi.

Para ahli percaya bahwa keterbatasan akses terhadap chip AI mendorong China untuk lebih inovatif dalam pelatihan model AI mereka.

Salah satu metode yang digunakan adalah distillation, yaitu proses melatih AI agar lebih efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas spesifik. Dengan metode ini, model AI dapat bekerja secara optimal tanpa memerlukan sumber daya yang terlalu besar.

Reaksi Dunia terhadap DeepSeek

apa itu ai DeepSeek V3

Keberhasilan DeepSeek dalam mengembangkan model AI yang efisien menarik perhatian banyak pihak, termasuk pemimpin industri teknologi di Amerika. CEO Microsoft, Satya Nadella, bahkan mengomentari perkembangan pesat AI dari China.

Dalam sebuah acara, ia menyatakan bahwa perusahaan AI di Amerika harus lebih waspada terhadap inovasi yang dilakukan China.

"Saya sangat terkesan dengan bagaimana mereka bisa membuat model AI open source yang efisien dan tetap memiliki performa tinggi," ujar Nadella dalam wawancara dengan CNBC pada Senin (27/1/2025).

Nadella juga menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan AI di Amerika harus lebih berhati-hati terhadap persaingan yang semakin ketat ini. Jika tidak, mereka bisa tertinggal dari perusahaan-perusahaan China yang berhasil mengembangkan AI dengan efisiensi luar biasa.

Selain itu, CEO Perplexity AI, Aravind Srinivas, juga mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, pembatasan chip yang dilakukan Amerika terhadap China justru menjadi "berkah tersembunyi" bagi perusahaan AI di China.

Dengan keterbatasan tersebut, mereka terdorong untuk menemukan solusi kreatif yang lebih hemat biaya dan sumber daya.

"China harus berpikir lebih kreatif dalam mengembangkan AI mereka, dan mereka berhasil melakukannya dengan sangat baik," kata Srinivas.

Masa Depan DeepSeek dan Persaingan AI Global

Saat ini, model AI DeepSeek dapat diakses secara gratis melalui platform resminya di www.deepseek.com. Model ini tersedia dalam berbagai format, seperti aplikasi Android, situs web, dan API Platform yang memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan DeepSeek ke dalam aplikasi mereka.

Dengan keberhasilan DeepSeek dalam menciptakan AI yang efisien dan berkinerja tinggi, persaingan dalam industri kecerdasan buatan semakin sengit.

Amerika dan negara-negara Barat kini harus menghadapi tantangan baru dari China yang mampu menciptakan AI berkualitas dengan biaya lebih rendah.

Pertanyaannya kini, apakah OpenAI dan perusahaan teknologi lainnya mampu menghadapi persaingan ini? Atau justru DeepSeek akan menjadi pemimpin baru dalam revolusi kecerdasan buatan di masa depan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via WhatsApp atau Google News

Formulir Kontak