
niadi.net — DeepSeek, teknologi kecerdasan buatan (AI) buatan China, semakin mendapat sorotan dari berbagai negara.
Kekhawatiran terhadap keamanan data pengguna menjadi alasan utama di balik berbagai keputusan untuk melarang penggunaan aplikasi ini.
Sejumlah negara telah mengambil langkah tegas dengan membatasi atau bahkan melarang DeepSeek di wilayah mereka.
Korea Selatan menjadi negara terbaru yang membatasi aplikasi ini, mengikuti jejak Taiwan, Italia, Amerika Serikat, dan Australia.
Berikut adalah daftar negara yang telah melarang atau membatasi penggunaan DeepSeek beserta alasannya.
1. Korea Selatan: Penghentian Sementara untuk Evaluasi
Pemerintah Korea Selatan baru-baru ini memberlakukan pembatasan sementara terhadap DeepSeek. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap kekhawatiran tentang cara aplikasi tersebut mengolah data pengguna.
Pada 16 Februari 2025, pemerintah Korea Selatan resmi melarang pengunduhan aplikasi ini dari toko aplikasi lokal. Meski begitu, pengguna yang sudah menginstalnya masih bisa mengakses layanan DeepSeek. Namun, pemerintah sangat menyarankan agar pengguna tidak memasukkan data pribadi mereka hingga investigasi selesai.
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi (PIPC) Korea Selatan menyatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji praktik pengelolaan data oleh DeepSeek. Dugaan awal menunjukkan bahwa data pengguna Korea Selatan dikirim ke ByteDance, perusahaan induk TikTok, yang berbasis di China.
Investigasi lebih lanjut akan menentukan apakah DeepSeek dapat kembali tersedia di Korea Selatan atau tidak.
2. Taiwan: Pencegahan Risiko Keamanan Nasional
Pemerintah Taiwan telah mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan DeepSeek di lingkungan pemerintahan dan sektor infrastruktur penting. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perlindungan data nasional.
Kementerian Urusan Digital Taiwan menyebutkan bahwa DeepSeek berpotensi mengakses data sensitif pengguna dan mengirimkannya ke server di China.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa informasi penting dapat jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Italia: Kepatuhan Terhadap Regulasi Data Uni Eropa
Italia menjadi salah satu negara Eropa pertama yang melarang DeepSeek. Otoritas perlindungan data Italia, Garante, memblokir aplikasi ini karena dianggap tidak sesuai dengan regulasi privasi Uni Eropa (GDPR).
DeepSeek dituding tidak memiliki transparansi dalam pengelolaan data pengguna, yang berpotensi membahayakan privasi mereka. Sebagai negara yang sangat ketat dalam penerapan aturan privasi digital, Italia memilih untuk menutup akses DeepSeek di seluruh wilayahnya.
4. Amerika Serikat: Ancaman bagi Keamanan Nasional
Sejumlah badan pemerintah Amerika Serikat telah membatasi atau melarang penggunaan DeepSeek. Kantor Administrasi Kepala DPR (CAO) melarang staf Kongres AS untuk menginstal aplikasi ini pada perangkat resmi pemerintah.
Beberapa lembaga lain, seperti Pentagon, Angkatan Laut, dan NASA, juga telah mengeluarkan larangan serupa. Selain itu, Texas menjadi salah satu negara bagian pertama yang mengambil tindakan dengan menyatakan bahwa DeepSeek dapat menjadi ancaman bagi keamanan infrastruktur digital mereka.
Pemerintah federal AS kini tengah menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan melarang penggunaan DeepSeek di seluruh negara. Jika undang-undang ini disahkan, individu atau perusahaan yang melanggar aturan dapat dikenai hukuman penjara dan denda.
5. Australia: Larangan untuk Sektor Pemerintah
Australia juga mengambil langkah pencegahan dengan membatasi penggunaan DeepSeek, terutama dalam sistem pemerintah. Berdasarkan laporan ABC News, semua badan pemerintahan diwajibkan untuk menghapus aplikasi ini dari perangkat resmi mereka.
Meski begitu, larangan ini hanya berlaku untuk perangkat yang digunakan dalam lingkungan kerja pemerintah. Warga negara dan pegawai negeri masih diperbolehkan mengakses DeepSeek melalui perangkat pribadi mereka.
Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan saran dari badan keamanan nasional. Menurutnya, AI menawarkan banyak peluang, tetapi pemerintah tidak akan ragu untuk bertindak ketika ada risiko keamanan nasional.
Negara-Negara Lain yang Mulai Mengawasi DeepSeek
Selain lima negara di atas, beberapa negara lain juga tengah mengkaji dampak penggunaan DeepSeek terhadap privasi dan keamanan digital mereka.
- Jerman dan Prancis sedang mengevaluasi apakah DeepSeek sesuai dengan regulasi GDPR Uni Eropa. Kedua negara ini mempertimbangkan kemungkinan untuk membatasi akses ke aplikasi tersebut jika terbukti melanggar aturan perlindungan data mereka.
- Jepang juga tengah mengawasi dampak DeepSeek terhadap kebijakan privasi mereka. Pemerintah Jepang khawatir bahwa aplikasi ini dapat menyebabkan kebocoran informasi sensitif.
- India masih dalam tahap evaluasi terhadap potensi risiko yang ditimbulkan oleh DeepSeek. Negara ini sebelumnya telah memblokir beberapa aplikasi asal China, dan bisa jadi DeepSeek akan menghadapi larangan serupa di masa depan.
Popularitas dan Kontroversi DeepSeek
DeepSeek menjadi sorotan sejak diluncurkan pada Januari 2025. Aplikasi ini dengan cepat naik ke puncak daftar unduhan di App Store dan Google Play Store, terutama di Amerika Serikat.
Secara konsep, DeepSeek mirip dengan chatbot AI lainnya seperti ChatGPT dari OpenAI, Gemini dari Google, dan Claude dari Anthropic. AI ini dirancang untuk memahami serta merespons berbagai pertanyaan dan perintah pengguna.
Namun, DeepSeek diklaim lebih unggul dalam kecepatan pemrosesan informasi dan memiliki biaya berlangganan yang lebih murah dibandingkan pesaingnya.
Meski begitu, beberapa laporan menyebutkan bahwa DeepSeek mengumpulkan data pengguna, termasuk alamat IP, riwayat percakapan, file yang diunggah, dan pola ketikan keyboard. Data ini diduga disimpan di server yang tunduk pada regulasi pemerintah China, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pengawasan dan kebocoran informasi.
Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak negara yang mulai membatasi atau melarang penggunaan DeepSeek karena kekhawatiran terhadap keamanan data dan potensi penyalahgunaan informasi.
Korea Selatan, Taiwan, Italia, Amerika Serikat, dan Australia telah mengambil tindakan nyata, sementara negara lain seperti Jerman, Prancis, Jepang, dan India masih dalam tahap evaluasi.
Dengan meningkatnya pengawasan global terhadap aplikasi AI buatan China, masa depan DeepSeek di berbagai pasar internasional masih belum pasti.
Pemerintah dari berbagai negara terus mengawasi perkembangan ini dan mungkin akan mengambil langkah tambahan jika ditemukan bukti pelanggaran lebih lanjut terkait pengelolaan data pengguna oleh DeepSeek.