
niadi.net — Kalau kamu baru mulai belajar investasi saham, kamu pasti pernah denger istilah "lot". Pertanyaannya: 1 lot itu berapa lembar sih? Kenapa harus pakai satuan "lot" dan bukan langsung jumlah lembar saham aja?
Artikel ini bakal bantu kamu paham konsep dasar tentang lot, kenapa penting banget buat investor pemula, dan bagaimana cara hitungnya dengan tepat.
Kenapa Harus Tahu Tentang Lot?
Ketika kamu masuk ke aplikasi trading saham dan mau beli saham perusahaan tertentu, kamu nggak akan disuruh nulis "saya mau beli 27 lembar saham" misalnya. Yang kamu temukan di sana adalah input "berapa lot yang mau dibeli?" Nah, ini artinya kamu perlu tahu arti dari satuan lot itu sendiri.
Salah satu hal mendasar dalam transaksi saham adalah bahwa kamu tidak bisa beli saham satuan (per lembar) sembarangan. Sistem pasar saham sudah mengatur semuanya dalam bentuk lot biar prosesnya lebih tertib dan efisien.
Arti Satuan Lot Saham
Dalam konteks pasar modal Indonesia, satu "lot" adalah satuan dasar perdagangan saham yang diakui secara resmi. Satu lot sama dengan 100 lembar saham. Aturan ini ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2014.
Sebelumnya, satu lot terdiri dari 500 lembar saham. Perubahan ini sengaja dibuat supaya lebih ramah untuk investor ritel—mereka yang punya modal terbatas tapi tetap ingin ikut investasi.
Dengan begitu, kalau kamu ingin beli saham, minimal kamu harus beli satu lot, yaitu 100 lembar saham. Nggak bisa beli cuma 1 lembar doang. Mau beli lebih dari itu? Harus dalam kelipatan 100 juga—200 lembar (2 lot), 300 lembar (3 lot), dan seterusnya.
Kenapa Harus Ada Satuan Lot?
Penggunaan sistem lot ini bukan tanpa alasan. Ada beberapa alasan kenapa pasar saham menetapkan satuan ini, dan semuanya punya tujuan yang penting:
1. Menyederhanakan Transaksi
Kalau semua orang bisa beli saham sesukanya, bisa cuma 1 lembar, bisa 37 lembar, maka sistem perdagangan jadi lebih rumit. Dengan satuan lot, semua transaksi jadi lebih seragam dan lebih gampang dihitung.
2. Mempermudah Hitung Keuntungan dan Kerugian
Misalnya harga saham naik Rp50 per lembar. Kalau kamu punya 1 lot (100 lembar), kamu langsung bisa hitung: untung Rp50 x 100 = Rp5.000. Nggak perlu mikir panjang.
3. Mendorong Partisipasi Investor Kecil
Dengan turunnya jumlah lembar dalam 1 lot dari 500 ke 100, biaya untuk mulai investasi jadi jauh lebih ringan. Investor pemula bisa ikut masuk ke pasar modal tanpa harus siapkan dana besar.
4. Meningkatkan Efisiensi di Pasar Saham
Sistem ini mempercepat dan menyederhanakan pencatatan serta proses transaksi antar investor. Buat perusahaan, ini juga bikin penerimaan modal lebih cepat karena transaksi langsung dalam jumlah terstandar.
Jenis-Jenis Lot yang Perlu Kamu Tahu
Dalam dunia saham, ternyata nggak cuma ada satu jenis lot. Ada tiga macam:
1. Round Lot
Ini adalah satuan standar. Di Indonesia, round lot berarti 100 lembar atau kelipatannya. Semua transaksi saham di bursa secara umum dilakukan dalam bentuk round lot.
2. Odd Lot
Ini kebalikannya round lot. Odd lot adalah jumlah saham yang tidak genap 100. Misalnya kamu punya 37 lembar saham, berarti itu odd lot. Biasanya muncul karena dividen dalam bentuk saham atau hasil stock split. Transaksi odd lot nggak bisa dilakukan di pasar reguler, harus lewat negosiasi. Dan biasanya, biaya transaksinya juga lebih tinggi.
3. Mixed Lot
Ini kombinasi antara round dan odd lot. Contohnya kamu beli 425 lembar saham. Berarti 400 lembar adalah 4 lot (round), dan 25 sisanya masuk kategori odd lot. Dalam kasus seperti ini, biaya transaksi bisa lebih mahal karena ada bagian yang bukan standar.
Contoh Perhitungan Pembelian Saham
Kita ambil contoh: kamu ingin beli saham PT XYZ yang harganya Rp4.200 per lembar.
Kalau kamu beli 1 lot (100 lembar), total uang yang perlu kamu siapkan:
100 x Rp4.200 = Rp420.000,-
Kalau kamu beli 5 lot:
500 x Rp4.200 = Rp2.100.000,-
Harga saham naik jadi Rp4.300 per lembar. Berarti, keuntungan kamu per lembar adalah Rp100. Kalau kamu punya 5 lot (500 lembar), maka keuntungan total:
500 x Rp100 = Rp50.000,-
Sederhana, kan?
Hal yang Perlu Diperhatikan Investor Pemula
Masih bingung mulai dari mana? Tenang. Di bawah ini beberapa tips praktis buat kamu yang baru terjun ke dunia saham:
1. Cek Harga Saham per Lembar
Selalu cek harga saham yang ingin kamu beli. Jangan cuma lihat per lembar, tapi hitung juga harga per lot. Kadang terlihat murah, tapi setelah dikalikan 100, kamu jadi tahu berapa modal yang sebenarnya dibutuhkan.
2. Mulai dari yang Terjangkau
Nggak harus langsung beli saham blue chip (perusahaan besar). Saham dari perusahaan kecil juga bisa menguntungkan, apalagi kalau kamu percaya dengan prospek bisnisnya.
3. Disiplin Nabung Saham
Kalau kamu belum bisa beli 10 lot sekaligus, nggak masalah. Mulai dari 1 lot dulu. Nabung pelan-pelan tapi konsisten jauh lebih baik daripada nunggu punya uang besar tapi nggak pernah mulai.
4. Pahami Risiko dan Jangan Asal Ikut Tren
Investasi saham itu naik-turun. Jangan beli hanya karena ikut-ikutan. Pelajari perusahaan yang kamu incar. Lihat laporan keuangannya, siapa direksinya, bisnisnya sehat atau nggak.
5. Perhatikan Biaya Transaksi
Selain harga saham, ada biaya transaksi seperti fee beli dan jual. Biasanya berkisar antara 0,15%–0,35%. Hitung juga ini supaya kamu nggak kaget saat melihat hasil akhir.
Kenapa Lot Saham Bisa Berubah?
Perlu kamu tahu juga bahwa standar jumlah lembar dalam 1 lot bisa berubah tergantung kebijakan bursa efek. Di Indonesia, kita pernah mengalami perubahan itu—dari 500 lembar per lot jadi 100 lembar.
Tujuannya biar lebih inklusif dan ramah untuk investor ritel. Di negara lain, jumlah per lot juga bisa beda, tergantung aturan masing-masing bursa.
Sudah Siap Mulai Investasi Saham?
Dengan mengetahui bahwa 1 lot sama dengan 100 lembar saham, kamu sudah punya bekal dasar untuk memulai investasi. Sekarang tinggal kamu cari tahu saham mana yang sesuai dengan strategi dan modalmu.
Investasi saham bukan soal cepat kaya, tapi soal konsistensi dan pemahaman. Mulailah dari yang kecil, pelajari setiap langkah, dan tumbuhkan portofoliomu sedikit demi sedikit. Dengan pemahaman yang benar, kamu nggak cuma ikut-ikutan tren, tapi benar-benar tahu apa yang kamu lakukan.