Trending

Investor Asing Kabur: 10 Saham Ini Paling Banyak Dilepas Minggu Ini

Investor Asing Kabur: 10 Saham Ini Paling Banyak Dilepas Minggu Ini
indowork.id

niadi.net — Meski akhir pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak penguatan, tren keluar dana asing belum mereda. Investor asing masih terlihat menarik dananya dari pasar modal Indonesia, mencatatkan aksi jual bersih dalam jumlah besar selama sepekan terakhir.

Di tengah tekanan eksternal dan volatilitas pasar global, dana asing terus mengalir keluar dari sejumlah saham besar di Bursa Efek Indonesia.

IHSG Naik Tipis, Tapi Tetap Melemah Secara Mingguan

Pada penutupan perdagangan Jumat, 11 April 2025, IHSG ditutup naik tipis sebesar 8,20 poin atau 0,13 persen ke level 6.262,22. Ini adalah hari ketiga berturut-turut IHSG mencatatkan kenaikan harian.

Namun, secara keseluruhan dalam sepekan, indeks ini masih berada di zona merah dengan penurunan sebesar 3,25 persen.

Transaksi di bursa menunjukkan aktivitas pasar yang cukup ramai. Volume transaksi tercatat mencapai 13,39 miliar saham, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 10,72 triliun.

Dari 794 saham yang ditransaksikan, 309 mencatatkan kenaikan harga, 259 terkoreksi, dan 226 lainnya stagnan. Data ini memperlihatkan bahwa meski ada tekanan dari sisi asing, pasar domestik masih cukup aktif dan likuid.

Aksi Jual Asing Capai Rp 2,52 Triliun dalam Sepekan

Salah satu sorotan utama minggu ini adalah keluarnya dana asing dalam jumlah besar. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 214,36 miliar pada hari Jumat saja. Bila dihitung sejak awal pekan, total aksi jual bersih asing mencapai Rp 2,52 triliun.

Angka ini menjadi sinyal bahwa pelaku pasar global masih berhati-hati terhadap kondisi pasar modal Indonesia, meskipun IHSG sempat menguat di akhir pekan.

10 Saham dengan Tekanan Jual Asing Tertinggi

Berikut adalah daftar saham yang paling banyak dijual oleh investor asing selama satu minggu terakhir. Saham-saham ini sebagian besar berasal dari sektor perbankan, energi, dan pertambangan—sektor-sektor yang selama ini menjadi tulang punggung IHSG.

1. Bank Mandiri (BMRI)

Saham bank pelat merah ini menjadi yang paling banyak dijual asing dengan nilai jual bersih mencapai Rp 1,11 triliun. Meski fundamental BMRI tergolong kuat, tekanan jual tetap terjadi.

2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Menyusul BMRI, saham BBRI dilepas oleh investor asing senilai Rp 1,01 triliun. Ini menunjukkan kekhawatiran investor asing terhadap sektor keuangan, atau kemungkinan aksi ambil untung setelah penguatan sebelumnya.

3. Bumi Resources Minerals (BRMS)

Perusahaan tambang ini tercatat mengalami net sell asing sebesar Rp 228,51 miliar. Pergerakan harga komoditas global mungkin menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan ini.

4. United Tractors (UNTR)

Anak usaha Astra di sektor alat berat dan tambang ini dilepas asing sebesar Rp 210,07 miliar. Koreksi harga batu bara global turut menekan sentimen terhadap saham ini.

5. Bank Central Asia (BBCA)

Saham blue chip yang selama ini menjadi favorit asing pun tak luput dari tekanan jual, dengan nilai net sell mencapai Rp 151,93 miliar.

6. Adaro Energy Indonesia (ADRO)

Saham emiten batu bara ini juga masuk dalam daftar penjualan asing terbanyak, senilai Rp 143,74 miliar. Perubahan tren harga energi global kemungkinan menjadi pemicunya.

7. Mitra Adiperkasa (MAPI)

Retailer besar ini tercatat mengalami tekanan jual dari asing sebesar Rp 128,33 miliar, meskipun prospek sektor konsumsi dalam negeri masih positif.

8. Bukalapak (BUKA)

Emiten teknologi ini mencatatkan aksi jual bersih asing sebesar Rp 99,6 miliar. Seperti saham teknologi lainnya, volatilitas tinggi mungkin membuat investor asing mengambil sikap konservatif.

9. Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Dilepas sebesar Rp 92,47 miliar oleh asing, BRIS yang selama ini bertumbuh pesat juga terdampak arus keluar dana global.

10. Medco Energi (MEDC)

Terakhir, saham sektor energi ini mencatatkan net sell Rp 64,01 miliar. Fluktuasi harga minyak menjadi salah satu faktor yang memengaruhi.

Kenapa Investor Asing Menjual Saham?

Ada beberapa alasan yang bisa menjadi latar belakang aksi jual besar-besaran oleh investor asing ini. Pertama, kondisi ekonomi global yang belum pasti.

Kekhawatiran akan resesi di beberapa negara maju, serta gejolak geopolitik seperti konflik di Timur Tengah atau ketegangan dagang, sering kali membuat investor global bersikap hati-hati dan memilih untuk mengurangi eksposur pada pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kedua, faktor domestik. Meskipun perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan, beberapa kebijakan dalam negeri yang dianggap belum terlalu berpihak pada investor, serta potensi kenaikan inflasi atau suku bunga acuan, bisa menurunkan daya tarik pasar modal lokal di mata asing.

Ketiga, aksi ambil untung (profit taking). Saham-saham seperti BBCA, BMRI, dan BBRI telah mencatatkan kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Bagi investor asing, momen ini mungkin dirasa tepat untuk merealisasikan keuntungan sebelum adanya risiko koreksi.

Investor Lokal Masih Tahan dan Optimis

Yang menarik, meski dana asing keluar, IHSG tetap mampu menguat dalam beberapa hari terakhir. Ini menunjukkan peran aktif investor lokal yang tampaknya memanfaatkan penurunan harga sebagai kesempatan membeli di harga bawah.

Optimisme pelaku pasar domestik juga terlihat dari minat terhadap saham-saham second liner dan sektor yang dianggap masih punya prospek jangka menengah seperti konstruksi, logistik, dan konsumer.

Artinya, pasar lokal tidak sepenuhnya terpengaruh oleh aksi keluar asing, dan ada potensi kebangkitan jika sentimen global kembali membaik.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Bagi investor ritel, kondisi ini bisa dilihat sebagai momen untuk evaluasi portofolio. Jangan panik dengan keluarnya dana asing—justru ini bisa menjadi peluang untuk membeli saham-saham unggulan dengan harga yang lebih rendah.

Fokus pada saham dengan fundamental kuat, laba yang konsisten, dan prospek sektor yang masih tumbuh di tengah ketidakpastian global. Selain itu, penting juga menjaga diversifikasi agar portofolio tidak terpukul hanya karena satu sektor sedang tertekan.

Minggu ini, pasar saham Indonesia menunjukkan dinamika yang kontras. Di satu sisi, IHSG masih bisa menguat. Di sisi lain, investor asing memilih menarik dananya dari sejumlah saham besar.

Sepuluh saham dengan tekanan jual asing tertinggi menunjukkan bahwa aksi jual ini cukup selektif dan menyasar sektor-sektor tertentu.

Namun demikian, peran investor domestik terbukti masih kuat. Ini menjadi sinyal positif bahwa pasar Indonesia tetap menarik, terutama bagi mereka yang berani dan jeli melihat peluang di tengah tekanan.

Lebih baru Lebih lama
Cek berita dan artikel menarik lainnya lebih cepat melalui saluran WhatsApp
Support kami dengan SHARE tulisan ini dan traktir kami kopi disini.

Formulir Kontak