
niadi.net — Komunitas Muslim sudah lama menjadi bagian dari lanskap sosial dan budaya di Eropa. Mulai dari imigran generasi pertama hingga warga asli yang memeluk Islam, pertumbuhan populasi Muslim menunjukkan tren yang tidak bisa diabaikan.
Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah pengaruh Muslim akan terasa di Eropa, tapi kapan dan di mana mereka akan menjadi mayoritas.
Sebuah studi yang dirilis oleh Pierre Rostan dan Alexandra Rostan pada 2019, dan dipublikasikan melalui Emerald Group Publishing Limited, mencoba menjawab pertanyaan ini secara ilmiah.
Mereka melakukan simulasi proyeksi demografi untuk memperkirakan kapan dan di negara mana populasi Muslim akan melebihi 50% dari total penduduk.
Tiga Skenario Pertumbuhan Populasi
Untuk memperkirakan perubahan komposisi penduduk ini, studi tersebut menggunakan tiga skenario berbeda:
1. Skenario Tanpa Migrasi
Dalam proyeksi ini, diasumsikan bahwa tidak ada lagi imigrasi Muslim ke Eropa. Fokus utamanya adalah pada tingkat kelahiran, di mana komunitas Muslim cenderung memiliki angka kelahiran yang lebih tinggi dibandingkan populasi non-Muslim.
Perempuan Muslim, menurut data global, rata-rata memiliki satu anak lebih banyak dibanding perempuan Eropa non-Muslim.
2. Skenario Migrasi Tahun 2017
Skenario kedua menggunakan data aliran migrasi pada tahun 2017 sebagai patokan. Diasumsikan bahwa jumlah migran Muslim yang datang ke Eropa setiap tahun akan tetap stabil seperti pada tahun itu.
Ini mencerminkan realitas politik dan kebijakan migrasi saat itu.
3. Skenario Titik Tengah
Skenario ini adalah hasil rata-rata dari dua skenario sebelumnya dan dianggap sebagai yang paling realistis.
Tidak terlalu konservatif, tapi juga tidak terlalu optimis. Berdasarkan proyeksi ini, muncul daftar 13 negara Eropa yang diperkirakan akan menjadi negara mayoritas Muslim dalam jangka waktu antara 2085 hingga 2215.
13 Negara yang Diprediksi Akan Bermayoritas Muslim
Berikut daftar negara-negara tersebut beserta estimasi waktu dominasi Muslim:
1. Siprus (2085)
Lokasi geografis Siprus yang dekat dengan Timur Tengah menjadikannya titik awal perubahan demografi ini. Sejarah dan hubungan wilayah ini dengan Turki juga menjadi faktor penting.
2. Swedia (2125)
Swedia dikenal sebagai negara yang relatif terbuka terhadap imigrasi, terutama dari wilayah konflik seperti Suriah dan Somalia.
3. Prancis (2135)
Prancis memiliki komunitas Muslim terbesar di Eropa Barat, sebagian besar berasal dari negara-negara bekas koloni seperti Aljazair, Maroko, dan Tunisia.
4. Yunani (2135)
Meski tidak sebesar Prancis, Yunani memiliki sejarah panjang interaksi dengan dunia Muslim, khususnya sejak masa kekuasaan Ottoman.
5. Belgia (2140)
Kota-kota besar seperti Brussels dan Antwerpen telah memiliki konsentrasi penduduk Muslim yang signifikan.
6. Bulgaria (2140)
Bulgaria adalah satu-satunya negara di Uni Eropa yang memiliki populasi Muslim asli Eropa (Turki-Bulgaria dan Pomak) dalam jumlah besar.
7. Italia (2175)
Arus migrasi dari Afrika Utara ke Italia menjadi kontributor utama pertumbuhan populasi Muslim di negara ini.
8. Luksemburg (2175)
Negara kecil ini mengalami perubahan demografi yang cukup cepat karena proporsi penduduk asing yang sangat tinggi.
9. Inggris (2180)
Inggris memiliki populasi Muslim yang terus berkembang, terutama dari Asia Selatan. Kota seperti Birmingham dan London sudah menunjukkan tren multikultural yang kuat.
10. Slovenia (2190)
Letaknya yang berdekatan dengan Balkan, serta sejarah interaksi dengan komunitas Muslim Bosnia, menjadikan Slovenia masuk dalam daftar ini.
11. Swiss (2195)
Meski konservatif dalam kebijakan imigrasi, Swiss tetap mengalami pertumbuhan komunitas Muslim yang signifikan.
12. Irlandia (2200)
Dalam beberapa dekade terakhir, Irlandia menjadi salah satu tujuan imigrasi baru di Eropa, termasuk dari negara-negara Muslim.
13. Lithuania (2215)
Negara Baltik ini mengalami pertumbuhan populasi Muslim yang lambat tapi stabil. Dalam jangka sangat panjang, perubahan ini tetap dihitung signifikan.
Dampak Sosial, Politik, dan Ekonomi
Pertumbuhan populasi Muslim di Eropa akan membawa perubahan besar, bukan hanya dalam aspek demografi, tetapi juga dalam kebijakan, budaya, dan sistem sosial.
1. Kebijakan Publik
Pemerintah harus mulai menyesuaikan kebijakan pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan dengan memperhatikan kebutuhan populasi Muslim yang meningkat. Isu seperti libur hari raya, makanan halal, dan pendidikan agama akan menjadi semakin relevan.
2. Politik Identitas
Kenaikan populasi Muslim juga akan memunculkan dinamika baru dalam politik. Partai-partai politik akan mulai memperhitungkan suara komunitas ini, baik untuk mendukung maupun menentangnya.
3. Ekonomi
Pasar produk halal akan tumbuh pesat. Industri keuangan syariah, pariwisata halal, dan fashion Muslim berpotensi berkembang di Eropa, membuka peluang ekonomi baru.
4. Ketegangan Sosial
Tidak bisa dipungkiri, perubahan ini juga bisa memicu ketegangan sosial jika tidak dikelola dengan bijak. Sentimen anti-imigran dan Islamofobia mungkin meningkat jika pemerintah dan masyarakat tidak siap dengan perubahan ini.
Apa Artinya untuk Masa Depan Eropa?
Proyeksi ini bukanlah ramalan mutlak, tetapi gambaran yang masuk akal berdasarkan tren yang ada saat ini. Banyak hal bisa berubah—kebijakan migrasi, tingkat kelahiran, integrasi sosial—namun tren pertumbuhan komunitas Muslim di Eropa jelas menunjukkan arah baru.
Daripada melihat perubahan ini sebagai ancaman, banyak pihak menyarankan agar negara-negara Eropa melihatnya sebagai peluang. Peluang untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, dinamis, dan adaptif terhadap realitas global yang terus bergerak.
Dalam waktu lebih dari satu abad ke depan, peta demografi Eropa akan terlihat sangat berbeda dibanding hari ini. Pertumbuhan populasi Muslim akan menjadi salah satu faktor utama yang membentuk wajah baru benua ini. Sebanyak daftar 13 negara eropa di atas diperkirakan akan memiliki mayoritas Muslim antara tahun 2085 hingga 2215.
Perubahan ini adalah bagian dari dinamika global yang tak terhindarkan. Bagaimana Eropa merespons perubahan ini akan menentukan apakah benua ini akan menjadi tempat konflik atau justru laboratorium sosial bagi masa depan yang lebih harmonis.
Kalau kamu tertarik dengan isu demografi, identitas, dan masa depan Eropa, informasi ini bukan cuma statistik kosong. Ini sinyal bahwa perubahan besar sedang berlangsung—dan cepat atau lambat, kita semua akan merasakannya.