Trending

Jejak Digital Kamu Tak Hilang Sendiri, Begini Cara Bersihkannya!

Jejak Digital Kamu Tak Hilang Sendiri, Begini Cara Bersihkannya!
aura.com

niadi.net — Di era digital, hampir semua aktivitas kita meninggalkan bekas. Mulai dari pencarian sederhana di Google, komentar di media sosial, hingga pendaftaran akun di situs belanja, semuanya terekam dan bisa disimpan dalam waktu lama.

Itulah yang disebut dengan jejak digital—rekam data yang merekam keberadaan kita di dunia maya. Sekilas, jejak digital terlihat sepele. Tapi seiring waktu, informasi pribadi yang tersebar di internet bisa menjadi bumerang.

Pernahkah kamu merasa "diawasi" setelah mencari suatu barang lalu mendadak dibombardir iklan produk serupa? Atau menemukan namamu muncul di situs aneh saat dicari di Google? Itu semua karena jejak digitalmu masih hidup—dan sebagian bisa dilihat atau dipakai oleh orang lain.

Kalau kamu tidak ingin penyesalan datang di kemudian hari, penting untuk mulai membersihkan jejak digitalmu dari sekarang. Berikut panduan praktis dan cukup lengkap untuk kamu yang ingin punya kontrol lebih terhadap informasi pribadimu di internet:

1. Pahami Apa Saja yang Termasuk Jejak Digital

Jejak digital tidak terbatas hanya pada situs yang kamu kunjungi. Ia mencakup:
  • Riwayat pencarian di Google dan browser lainnya
  • Email yang pernah kamu kirim atau gunakan untuk daftar akun
  • Lokasi yang pernah kamu kunjungi jika fitur pelacakan aktif
  • Aktivitas di media sosial, termasuk like, komentar, dan share
  • Informasi login di berbagai platform
  • File dan foto yang pernah diunggah

Semua ini bisa direkam, dilacak, dan bahkan dijual oleh pihak ketiga untuk kepentingan iklan, analisis perilaku, atau hal lainnya yang tidak selalu kamu setujui secara eksplisit.

2. Gunakan Mode Penyamaran, Tapi Jangan Terlalu Percaya

Mode Incognito (atau Private Browsing) sering dianggap sebagai solusi instan. Memang, mode ini menghentikan browser menyimpan riwayat penelusuran dan cookie. Tapi jangan salah, ini bukan berarti kamu tidak terlacak.

Website, penyedia internet (ISP), dan platform seperti Facebook tetap bisa memantau apa yang kamu lakukan. Untuk menambah lapisan perlindungan, pertimbangkan pakai VPN (Virtual Private Network). VPN membantu menyamarkan lokasi dan mengenkripsi lalu lintas internetmu, jadi lebih sulit dilacak.

3. Cek Apakah Datamu Pernah Bocor

Cek Apakah Datamu Pernah Bocor
clean.email
Kebocoran data bukan cuma ancaman, tapi sudah jadi kejadian rutin. Banyak platform besar pernah mengalami insiden ini, seperti Yahoo, LinkedIn, dan Adobe. Termasuk 10 kasus kebocoran data yang terjadi di perusahaan dan institusi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, seperti:
  1. Bank Indonesia (Desember 2021)
    Bank Indonesia mengalami serangan siber yang menargetkan kantor cabang di Bengkulu. Sebanyak 16 komputer terinfeksi, dan data pekerjaan personal dicuri. Namun, sistem utama Bank Indonesia tidak terpengaruh.
  2. BPJS Kesehatan (2021)
    Data pribadi peserta BPJS Kesehatan dilaporkan bocor dan diperjualbelikan secara online. Informasi yang bocor mencakup nama, alamat, nomor identitas, dan data kesehatan.
  3. PT Pertamina Training & Consulting
    Anak perusahaan Pertamina ini mengalami kebocoran data yang melibatkan informasi karyawan dan operasional perusahaan.
  4. PLN
    Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga menghadapi insiden kebocoran data yang mempengaruhi data pelanggan dan operasional.
  5. Jasa Marga
    Perusahaan pengelola jalan tol ini mengalami kebocoran data yang mencakup informasi pengguna jalan tol.
  6. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
    Data pemilih dilaporkan bocor dan tersebar di internet, menimbulkan kekhawatiran tentang integritas data pemilu.
  7. Pusat Data Nasional Sementara (Juni 2024)
    PDNS menjadi korban serangan ransomware oleh grup Brain Chiper, yang mengunci data di sejumlah kementerian dan lembaga, dengan tuntutan tebusan sebesar USD 8 juta.
  8. Direktorat Jenderal Pajak (September 2024)
    Data pribadi sekitar 6 juta wajib pajak, termasuk milik Presiden Joko Widodo, dilaporkan terekspos.
  9. Bank Syariah Indonesia
    Data 15 juta pelanggan dilaporkan bocor dan dipublikasikan secara online.
  10. PT Kereta Api Indonesia (2024)
    Kebocoran data mencakup kredensial karyawan, pelanggan, dan mitra perusahaan, dengan total lebih dari 22.500 data yang terekspos.

Kasus-kasus ini menunjukkan pentingnya peningkatan keamanan data dan perlindungan informasi pribadi di Indonesia untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.

Untuk mengecek apakah data email kamu pernah jadi korban, kunjungi situs HaveIBeenPwned.com. Cukup masukkan alamat email, dan kamu akan melihat apakah ada catatan kebocoran data atas namamu. Kalau ya, segera ganti password dan aktifkan autentikasi dua langkah (2FA) di akun tersebut.

4. Hapus Cookie dan Data Situs

Cookie menyimpan informasi login, preferensi situs, dan aktivitas browsing. Tapi cookie juga alat utama bagi situs untuk melacak dan memprofilkan kamu.

Untuk membersihkan cookie:
  • Google Chrome: Masuk ke Settings > Privacy & Security > Clear browsing data
  • Mozilla Firefox: Settings > Privacy & Security > Cookies & Site Data > Clear Data
  • Safari: Klik menu Safari > Clear History
  • Microsoft Edge: Settings > Privacy > Choose what to clear
  • Opera: Settings > Privacy & Security > Clear browsing data

Lakukan ini secara berkala, terutama setelah login di komputer umum atau publik.

5. Atur Ulang Izin Pelacakan di Aplikasi

Banyak aplikasi di ponsel yang secara diam-diam mengakses data lokasi, mikrofon, kamera, bahkan daftar kontak. Kamu bisa mulai bersih-bersih dari sini:
  • Masuk ke pengaturan aplikasi di smartphone-mu
  • Periksa izin aplikasi satu per satu
  • Nonaktifkan akses yang tidak perlu

Khusus untuk pengguna Android dan iOS, sistem terbaru biasanya sudah menyediakan dashboard privasi yang mempermudahmu melihat aplikasi mana saja yang aktif merekam aktivitasmu.

6. Bersihkan Riwayat Pencarian

Cara Membersihkan Riwayat Pencarian
cybernews.com

Google dan media sosial menyimpan semua yang kamu cari, bahkan jika kamu sudah logout. Untuk menghapus jejak pencarian:

Google:
  • Login ke akun
  • Buka 'myactivity.google.com'
  • Klik tiga titik di kanan atas > Hapus aktivitas berdasarkan > Pilih rentang waktu dan jenis data

YouTube dan Google Maps juga punya halaman histori masing-masing. Bersihkan satu per satu atau aktifkan fitur hapus otomatis untuk mempermudah proses ke depannya.

7. Coba Gunakan Layanan Penghapus Jejak Digital

Jika ingin lebih praktis, kamu bisa mencoba layanan seperti DeleteMe atau DesseatMe. Layanan ini membantu menghapus informasi pribadi yang tersebar di situs-situs agregator data seperti Spokeo, Whitepages, atau PeopleFinder. Biasanya layanan ini berbayar, tapi berguna kalau kamu ingin menghapus data dari banyak tempat sekaligus.

8. Tinjau Apa yang Disimpan oleh Google

Google menyimpan hampir semua aktivitas online yang terhubung dengan akunmu. Bahkan ketika kamu sudah mematikan riwayat lokasi, Google masih bisa melacak gerakanmu lewat aplikasi lain.

Untuk mengontrolnya:
  1. Buka Google.com dan login
  2. Masuk ke Manage Your Google Account
  3. Pilih Data & Personalization
  4. Buka Activity Controls
  5. Matikan opsi seperti Web & App Activity, Location History, dan YouTube History

Setelah dimatikan, Google tidak akan menyimpan aktivitasmu ke depannya. Tapi data lama tetap ada kecuali kamu menghapusnya manual dari halaman My Activity.

9. Sinkronisasi? Periksa Juga Perangkat Lain

Sinkronisasi? Periksa Juga Perangkat Lain
tomsguide.com

Kalau kamu menggunakan akun Google di lebih dari satu perangkat (misalnya laptop dan HP), maka pembersihan harus dilakukan di semuanya. Saat kamu menghapus histori di Chrome HP, histori di laptopmu juga ikut bersih—jika sinkronisasi aktif.

Ini penting kalau kamu menggunakan perangkat pinjaman atau pernah login di komputer kantor/umum.

10. Sadar Bahwa Pembersihan Digital Itu Proses Berkala

Menghapus jejak digital bukan kerja sekali lalu selesai. Dunia digital terus berubah, dan platform online selalu mencari cara baru untuk merekam aktivitas penggunanya.

Solusinya? Jadwalkan pembersihan rutin, misalnya sebulan sekali:
  • Hapus riwayat browser dan aplikasi
  • Tinjau ulang pengaturan privasi
  • Ganti password akun penting secara berkala
  • Gunakan aplikasi pengelola password agar tetap aman tapi praktis

Kendali Ada di Tanganmu

Jejak digital adalah harga yang dibayar atas kenyamanan di dunia maya. Tapi itu bukan berarti kamu harus menyerahkan semua datamu secara cuma-cuma. Dengan sedikit usaha dan konsistensi, kamu bisa mengendalikan kembali privasimu.

Mulailah dari langkah kecil—hapus riwayat browsing hari ini, matikan pelacakan Google, atau bersihkan akun lama yang tak lagi digunakan. Privasi digital bukan sesuatu yang bisa diabaikan. Lebih baik bersih-bersih sekarang daripada menyesal nanti.

Lebih baru Lebih lama
Bila tulisan ini bermanfaat, boleh lah support kami dengan SHARE tulisan ini dan jajanin kami kopi disini.
Cek berita dan artikel menarik lainnya lebih cepat melalui saluran WhatsApp

Formulir Kontak