Trending

8 Hal Yang Benar dan Tidak Benar Tentang Telur

niadi.net - Diantara sumber-sumber protein hewani, mungkin telur yang paling sering kita konsumsi dibanding daging, ayam, atau ikan. Ini bisa dimengerti, karena telur mudah didapat dan cara memasaknya pun praktis. Namun, benarkah kita sungguh-sungguh telah mengenal telur?

bagian telur yang mengandung pembuluh darah adalah, bagian telur yang mengandung protein, bagian telur yang baik untuk bayi, bagian telur yang mengandung kolesterol, bagian telur untuk bayi, bagian telur beserta fungsinya, bagian telur yang mengandung protein tinggi, bagian telur yang banyak mengandung protein, bagian telur yang menyebabkan jerawat, Fakta tentang telur ayam, 10 fakta menarik tentang telur, fakta mengenai kuning telur, berita menarik tentang telur, berita fakta, bagian telur

Berikut 8 Fakta Menarik Mengenai Telur. checkout!!


1. Kuning telur mentah lebih sedikit mengandung kolesterol dibanding kuning telur masak? { Tidak Benar }

Pemasukan tidak mempengaruhi jumlah kolesterol dalam kuning telur. Yang benar, karena sudah dimasak ada rasanya enak, kita menjadi lebih menyukai kuning telur masak, sehingga memakannya lebih banyak dan otomatis asupan kolesterolnya pun meningkat.

Sebaliknya, karena tidak enak, kita kurang menyukai kuning telur mentah, sehingga asupan kolesterolnya pun menjadi terbatas.

2. Kuning telur mentah dapat meningkatkan "keperkasaan" { Tidak Benar }

Belum ada penelitian yang membuktikan kaitan tersebut. Yang benar, protein dalam telur (masak), terutama bagian kuningnya, sangat mudah dicerna dan seluruhnya dapat diserap dengan baik. Bandingkan dengan protein daging dan ikan, masing-masing hanya 85 persen dan 75 persen yang dapat diserap tubuh. Selain itu, kandungan bertakaroten, vitamin B kompleks (terutama asam pantotenat, vitamin B, niasin, asam folat), vitamin D, vitamin E, dan mineral seng dalam telur terdapat dalam jumlah yang cukup.

Protein penting sebagai cadangan energi tubuh, sedangkan seng baik untuk menjaga kesehatan organ reproduksi. Kaitan ini mungkin yang kemudian disalah-tafsirkan seolah-olah telur mujarab untuk mendongkrak "keperkasaan".

3. Makan telur mentah, termasuk kebiasaan minum kuning telur mentah, atau telur yang dimasak kurang sempurna dapat menyebabkan demam tifoid/tifus { Benar }

Unggas betia dan telurnya merupakan tempat yang nyaman bagi berkembangbiaknya bakteri Salmonella. Setidaknya ada 3 jenis Salmonella yang cocok hidup di sana. Salmonella typhi penyebab demam tifoid (tifus) dari turunannya, yakni Salmonella typhimurium yang memicu gangguan pencernaan, dengan gejala nyeri dada, demam, mual dan muntah-muntah, diare.

Salmonella cholerasius penyebab kolera. Salmonella enteriditis penyebab radang usus (enteritis). Gejalanya berupa rasa sakit atau kejang pada bagian perut, demam, hilangnya nafsu makan, mual, diare.

Pada enteritis akut, meskipun berlangsung singkat dan tidak begitu serius, bisa sangat menguras tenaga bayi dan orang dewasa yang mengidapnya. Memasak telur dan daging ayam dengan sempurna, dapat mematikan bakteri Salmonella.

4. Telur ayam lebih sehat daripada telur itik dan telur unggas lainnya { Tidak benar }

Telur unggas apapun, baik telur ayam, telur bebek (itik), telur entok (itik manila), telur puyuh, bahkan telur angsa, secara umum kandungan nutrisinya hampir sama. Namun telur bebek, entok, dan angsa, karena kandungan airnya secara alami memang lebih rendah, maka kandungan nutrisinya dan juga kolesterolnya lebi sedikit "meningkat".

Kandungan air lebih sedikit ini bisa dibuktikan dengan mengamati bagian kuning telur bebek atau angsa, misalnya, lebih padat daripada telur ayam.

5. "Telur renkoles" (rendah kolesterol) yang dijual di Pasar Swalayan mengandung kolesterol lebih sedikit { Benar }

Tapi hal itu tidak berarti bahwa "telur renkoles" lebih sehat. Untuk menghasilkan "telur renkoles" biasanya diakali dengan menambahkan biji-bijian tertentu sumber asam lemak tidak jenuh ke dalam pakan. Atau, yang lebih >ekonomis, mencampurkan suplemen niasin sintetis hingga 10 kali dari asupan yang dibutuhkan ayam. Namun semua upaya itu hanya mampu menghasilkan "telur renkoles" mengandung kolesterol 25 persen lebih rendah dari umumnya.

Jadi, walaupun diklaim sebagai telur rendah kolesterol sesungguhnya kandungan kolesterolnya tidaklah benar-benar rendah, karena hanya selisih 25 persen saja dari telur biasa.

Hal lain yang perlu diingat, membatasi asupan kolesterol tidak secara otomatis akan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Sebab asupan lemak jenuh dan lemak trans justru lebih mudah meningkatkan kadar kolesterol darah dibanding asupan kolesterol, seperti mentega, margarin, kue-kue kering. Dengan kata lain, walaupun asupan kolesterol dibatasi, jika asupan lemak jenuh dan lemak trans tidak dikendalikan, tidak akan cukup berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah.

6. Telur Omega-3 yang mengandung asam lemak omega-3 dan DHA lebih banyak, diklaim lebih sehat { Benar dan Tidak Benar }

Benar, karena dengan menyantap sebutir telur, kita bisa mendapatkan lebih banyak omega-3. Namun bisa menjadi tidak sehat, jika karena terbius iming-iming omega-3 itu, maka kita menyantap telur dalam julah lebih banyak, dengan harapan agar mendapatkan asupan omega-3 lebih banyak. Karena hal itu berarti kita menjadi rawan kelebihan asupan kolesterol.

Ingat kan bahwa kuning telur sangat banyak mengandung kolesterol? Namun sebelumnya harapan jangan terkecoh, DHA sesungguhnya bagian dari asam lemak omega-3. Banyak cara untuk memperkaya kandungan omega-3 dalam telur. Diantaranya memanipulasi ransum unggas dengan pakan kaya omega-3, seperti jagung kuning, biji bunga matahari, flaxseed, biji galinggem (rambutan hias).

Namun karena manipulasi ransum dinilai kurang ekonomis, sebagian peternak memilih jalan pintas yang ekonomis dengan mencampurkan suplemen betakaroten sintetis ke dalam pakan unggas.

7. Telur rebus yang pinggiran bagian kuningnya telah kebiru-biruan menandakan proteinnya sudah rusak { Benar }

Yang paling benar adalah kualitas proteinnya telah menurun, karena sebagian kandungan asam triptofannya telah terurai menjadi belerang (sulfur), yang membuat kuning telur berwarna kebiru-biruan. Hal ini biasanya disebabkan pemasakan berlebihan. Karena sudah mengandung banyak belerang bebas, makan telur seperti ini membuat kita lebih sering membuang gas, dengan aroma yang jauh lebih menyengat.

Telur rebus terbaik adalah yang bagian kuningnya telah cukup padat, dengan warna bagian kuning telur lebih pucat dibanding kuning telur mentah, tanpa lapisan kebiru-biruan dibagian luar kuning telur.

8. Telur asin sama sehatnya dengan telur segar. Demikian pula dengan telur seribu tahun (telur hitam) { Benar dan Tidak Benar }

cara membuat telur asin brebes, alat dan bahan pembuatan telur asin, cara membuat telur asin dengan cepat, cara membuat telur asin dengan abu gosok dan batu bata, cara membuat telur asin tanpa abu gosok, cara membuat telur asin masir berminyak, harga telur asin, makalah telur asin

Secara relatif, nutrisi telur asin tidak berubah banyak dibanding telur segar. Namun karena menyerap garam dari media pengawetnya, telur asin menjadi sumber kolesterol dan sekaligus garam. Karena tidak ada standardisasi dalam penggaraman, kadar garam dalam telur asin bisa sangat bervariasi.

Karena itu, jika Anda berbakat hiprtensi seyogianya hati-hati mengonsumsi telur asin. Selain pada rasa asinnya, penggunaan garam berlebihan dapat dilihat dari penampakan bagian putihnya. Waspadai telur asin yang bagian putihnya kekuningan, yang menandakan penggunaan garam berlebihan.

Demikian pula dengan telur asin yang berminyak di seluruh bagian putihnya ketika dipotong. Telur asi yang baik, jika dipotong hanya membentuk lapisan minyak di bagian luar putih telur. Nutrisi lain yang meningkat akibat pengasinan telur adalah kalsium. Hal ini tentu menguntungkan, karena kalsium sangat diperlukan dalam pembentukan tulang yang kuat. Penambahan kalsium ini berasal dari penyerapan mineral dari media pembalut telur selama penggaraman, terutama dari bata merah atau abu sekam.

Sayangnya, karena harganya relatif mahal, bubur bata atau abu biasanya oleh perajin telur asin sering diganti dengan bubur tanah/lumpur. Akibatnya, telur asin jadi rawan terhadap berangsangnya bakteri Eschericia coli. Karena itu, telur asin sebaiknya dimasak sempurna, tapi tidak berlebihan agar proteinnya tidak rusak.

Cara terbaik merebus telur, masak telur bersama air dingin, agar kenaikan panas yang bertahap dapat memanaskan seluruh bagian telur dengan sempurna. Dibanding telur segar, mutu protein telur asin sudah agak menurun. Garam telah menggumpalkan proteinnya, sehingga penyerapannya di dalam tubuh tidak semudah penyerapan protein telur segar. Perbedaan ini dapat diamati dari konsistensi bagian kuning pada telur asin lebih keras daripada bagian kuning telur segar.

Penurunan nutrisi yang terjadi selama penggaraman hanyalah pada kandungan betakarotennya yang cukup nyata. Dari 1.230 IU betakaroten pada telur segar, hanya tinggal 841 IU saja setelah diasinkan. Sebaliknya, telur seribu tahun (telur hitam) banyak sekali mengalami kerusakan komposisi protein dan betakaroten.

Satu-satunya nutrisi yang potensial adalah kalsium, karena kandungannya meningkat tajam dibanding telur segar.
Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via Google News

Formulir Kontak