niadi.net - Tubuhnya mudah dibedakan dari penghuni akuarium lainnya, karena tubuhnya yang orange dan merah itu dihiasi garis putih memanjang di punggungnya.
Hippolysmata grabhami seperti layaknya bangsa udang-udangan dari ordo Decapoda, suku Hippolytidae juga sagat senang hidup bergerombol di antara batu-batu karang dan tanaman air di dasar laut; hidup rukun bersama bangsa ikan dan anemon.
Hanya hidupnya itu terbatas sampai kedalaman laut sekitar 1.5 meter saja. Airnya pun harus hangat, kurang lebih bersuhu sekitar 22oC. Tak heran kalau udah dengan warna eksotis ini hanya ditemukan di perairan dan pantai wilayah tropik saja.
Di antara penjual-penjual ikan hias air laut Hippolysmata ini sering disebut udang pelet. Mungkin nama itu timbul karena adanya garis memanjang di punggungnya yang sangat kontras dengan warna lain tubuhnya. Selain punggungnya yang berwarna putih, sungutnya (antena) pun berwarna putih juga. Sementara ekornya "belang bentong" putih merah.
Sebenarnya ia termasuk hewan omnivorous yang memakan segala macam makanan. Ia senang saja bila dihidangkan binatang maupun tanaman renik sebagai santapannya. Tetapi ia akan lebih suka dan lebih lahap makannya, kalau yang disuguhkan itu udah rebon mati. Sebab, jika si rebon itu hidup, si udang pelet akan kalah gesit dalam bergerak.
Tetapi bila ia akan diberi teman dari bangsa ikan, sebaiknya dengan Angel-fish (ikan injel). Atau ikan berukuran sedang lainnya yang tidak buas, agar tubuhnya yang hanya berukuran 5cm itu seimbang dengan ukuran ikan yang ada dalam akuarium dan tidak habis dimangsa.
Sama sekali tidak boleh dicampur dengan jenis ikan Grouper (ikan kerapu). Dia akan habis disantap oleh ikan ini. Bila demikian, bisa dipastikan anda bakalan kecewa kehilangan udang-udang cantik ini.
Hippolysmata grabhami seperti layaknya bangsa udang-udangan dari ordo Decapoda, suku Hippolytidae juga sagat senang hidup bergerombol di antara batu-batu karang dan tanaman air di dasar laut; hidup rukun bersama bangsa ikan dan anemon.
Hanya hidupnya itu terbatas sampai kedalaman laut sekitar 1.5 meter saja. Airnya pun harus hangat, kurang lebih bersuhu sekitar 22oC. Tak heran kalau udah dengan warna eksotis ini hanya ditemukan di perairan dan pantai wilayah tropik saja.
Di antara penjual-penjual ikan hias air laut Hippolysmata ini sering disebut udang pelet. Mungkin nama itu timbul karena adanya garis memanjang di punggungnya yang sangat kontras dengan warna lain tubuhnya. Selain punggungnya yang berwarna putih, sungutnya (antena) pun berwarna putih juga. Sementara ekornya "belang bentong" putih merah.
Perawatan Sangat Mudah
Udah ini punya hobi memberishkan parasit dan bakteri dari tubuh-tubuh ikan, sehingga namanya jadi udang pembersig. Dia tidak rewel dalam perawatannya dan hidup tenang bersama penghuni akuarium lainnya bila keadaan airnya cocok. Air yang bersalinitas 1.020 dan ber-pH sekitar 8.3 akan membuatnya betah lama hidup di akuarium. Bahkan ia akan bertahan hidup lebih lama lagi kalau pakannya juga cocok.Sebenarnya ia termasuk hewan omnivorous yang memakan segala macam makanan. Ia senang saja bila dihidangkan binatang maupun tanaman renik sebagai santapannya. Tetapi ia akan lebih suka dan lebih lahap makannya, kalau yang disuguhkan itu udah rebon mati. Sebab, jika si rebon itu hidup, si udang pelet akan kalah gesit dalam bergerak.
Jangan dicampur dengan Grouper atau Kerapu
Si pelet ini sebenarnya dapat dipajang sendiri dalam akuarium tanpa teman dari bangsa ikan. Dengan begitu kecantikannya akan menonjol disandingkan dengan karang dan tanaman air.Tetapi bila ia akan diberi teman dari bangsa ikan, sebaiknya dengan Angel-fish (ikan injel). Atau ikan berukuran sedang lainnya yang tidak buas, agar tubuhnya yang hanya berukuran 5cm itu seimbang dengan ukuran ikan yang ada dalam akuarium dan tidak habis dimangsa.
Sama sekali tidak boleh dicampur dengan jenis ikan Grouper (ikan kerapu). Dia akan habis disantap oleh ikan ini. Bila demikian, bisa dipastikan anda bakalan kecewa kehilangan udang-udang cantik ini.